Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Boikot Produk AS ke China Picu Semangat Patriotik

Larangan penjualan suku cadang oleh Amerika Serikat kepada perusahaan telekomunikasi China ZTE Corp telah memicu semangat patriotik di dunia maya.
logo perusahaan ZTE terlihat di bagian luar gedung riset dan pengembangan ZTE di Shenzhen, China/Reuters-Bobby Yip
logo perusahaan ZTE terlihat di bagian luar gedung riset dan pengembangan ZTE di Shenzhen, China/Reuters-Bobby Yip

Bisnis.com, JAKARTA – Larangan penjualan suku cadang oleh Amerika Serikat kepada perusahaan telekomunikasi China ZTE Corp telah memicu semangat patriotik di dunia maya sehingga mempertegas perang dagang kedua negara dengan ekonomi terkuat di dunia itu.

AS pekan ini mengenakan larangan bagi sejumlah perusahaan negaranya untuk menjual suku cadang dan perangkat lunak kepada ZTE untuk masa tujuh tahun. China menyebutkan langkah AS telah melanggar kesepakatan untuk menyelesaikan perselisihan yang diwarnai pernyataan provokasi.

China pun merasa diancam oleh AS dengan memutus rantai suplai perusahaan telekomunikasinya.

Simpati terhadap ZTE kemudian mewarnai dunia media sosial di China. Sementara itu, sebagian besar media massa lokal mempersalahkan langkah AS yang mempersulit perusahaan telekomunikasi China. Padahal, perusahaan China tersebut sangat bergantung pada produk semikonduktor asing itu.

Aksi AS tersebut muncul saat kedua negara saling ancam dengan menaikkan tarif impor hingga puluhan miliar dollar AS. Persaingan itu dikhawatirkan merugikan kedua negara dan memengaruhi perdagangan internasional.

Dalam sebuah foto yang ditampilkan media lokal terlihat sebuah spanduk dengan slogan patriotik. Spanduk itu membangun solidaritas kepada karyawan ZTF dengan menawarkan makan gratis di sebuah restoran.

“Jika bukan karena kekuatan dan kemampuan ZTE yang hebat mewakili China maka kita tidak akan dihukum seperti ini,” menurut tulisan spanduk itu sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (19/4).

Sedangkan spanduk lainnya yang dipajang di sekitar bandara mengajak rakyatnya untuk berjuang membela kepentingan China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper