Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2018: Neraca Perdagangan China Surplus 19,4%

Neraca perdagangan China surplus mendekati 20% di angka 19,4% pada kuartal I/2018 karena pengekspor berlomba melakukan pengiriman sebelum harga naik terkena dampak perang dagang antara Amerika Serikat dengan Negeri Panda.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Neraca perdagangan China surplus mendekati 20% di angka 19,4% pada kuartal I/2018 karena pengekspor berlomba melakukan pengiriman sebelum harga naik terkena dampak perang dagang antara Amerika Serikat dengan Negeri Panda.

Kabar terbaru yang dikutip Reuters pada Jumat (13/4/2018) menyebutkan bahwa masalah perang dagang belum akan selesai dan China tidak berencana memutus ketegangan yang sudah berlangsung berminggu-minggu, meskipun mendapat ancaman terkena tarif yang naik-turun dari Washington dan Beijing.

Tercatat perekonomian China masih terlihat stabil saat ini. Data Bea Cukai menunjukkan, meskipun surplus perdagangan China secara year-to-date menurun, tetapi pada periode yang sama pengiriman ke AS melonjak 19,4% menjadi US$58,25 juta.

Surplus perdagangan terhadap AS itu tidak seirama dengan defisit ekspor China ke negara lainnya yang tercatat sebanyak US$9,86 juta. China lebih banyak mengimpor barang dari luar negeri dan hanya melakukan penjualan besar-bersaran ke AS.

Sementara itu, China mengalami penguatan ekspor dan impor hingga dua digit pada Januari-Februari tahun ini, sementara itu, pada Maret ekspor menurun secara tidak terduga sehingga menyebabkan China mengalami defisit. Analis menghubungkan kasus itu karena adanya faktor musiman.

“Kemunduran pertumbuhan ekspor pada Maret setelah hasil solid pada Januari – Februari menunjukkan ketakutan para pengekspor melakukan ekspor lebih awal karena takut terkena dampak perang dagang dengan AS,” ujar Lisheng Wang, Ekonom di Nomura, perusahaan investasi di Hong Kong.

Ekonom senior China Julian Evans-Pritchard menjelaskan bahwa penurunan neraca perdagangan pada Maret terjadi karena faktor musiman yang kali ini disebabkan oleh jatuhnya Tahun Baru China yang lebih lambat dari biasanya.

Lamanya liburan diketahui telah mengganggu pengiriman sehingga menyebabkan perdagangan Maret menjadi lebih rendah dibanding periode yang sama pada 2017. Secara keseluruhan sepanjang kuartal I/2018, China mengalami pertumbuhan perdagangan yang cukup pesat sebesar 14,1% dibandingkan dengan kuartal I/2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper