Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mahfud MD: Kaji Lagi Pilkada Langsung, Banyak Keburukannya

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD meminta agar pemilihan kepala daerah secara langsung dikaji ulang karena lebih banyak keburukannya ketimbang kebaikannya.
Pakar hukum Tata Negara Mahfud MD menghadiri rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Pansus Angket KPK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/7)./ANTARA-M Agung Rajasa
Pakar hukum Tata Negara Mahfud MD menghadiri rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Pansus Angket KPK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/7)./ANTARA-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD meminta agar pemilihan kepala daerah secara langsung dikaji ulang karena lebih banyak keburukannya ketimbang kebaikannya.

"Saya sangat setuju itu. Banyak banget itu mudharatnya Pilkada langsung," kata Mahfud MD di Kompleks Parlemen, Senin (9/4). Terkait pendapatnya itu, dia setuju jika kepala daerah dipilih oleh anggota DPRD agar tidak terjadi keributan di setiap daerah.

Menurutnya, selain terjadi penjegalan di tengah jalan, tidak jarang terjadi penyuapan kepada Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) untuk memenangkan satu kontestasi politik.

“Belum lagi pilkada diwanai oleh korupsi anggaran daerah, pemalsuan dokumen serta mobilisasi massa,” ujarnya.

Bahkan menurutnya yang tidak kalah buruknya dan sering terjadi adalah pemecatan pegawai yang tidak mendukung birokrasi incumbent.

“Pemecatan Ini banyak sekali. Biaya politik dan biaya sosial jadi mahal," ujarnya.

Mahfud meyakini saat ini pembahasan sistem pilkada sangat tepat untuk dilakukan. Kondisinya lebih kjondusif ketimbang tahun 2014.

"Kita sudah suasana senang. Dulu waktu Pilkada langsung dicabut, suasana politik masih panas," ujarnya.

Pemerintah dan DPR kembali melempar wacana mengembalikan sistem pilkada langsung ke DPRD.

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Gerindra Martin Hutabarat mengapresiasi niat pemerintah yang akan mengkaji kembali sistem pilkada langsung yang dilaksanakan selama ini.

Dia mengakui bahwa sesudah tiga kali Indonesia melaksanakan pilkada langsung, ternyata hasil negatifnya lebih banyak dari positifnya.

“Terbukti banyaknya korupsi, upeti, pungli di daerah-daerah. Akibatnya, banyak gubernur, bupati, dan wali kota ditangkap karena kasus korupsi," kata Martin.

Martin mengatakan, dari beberapa provinsi, ada yang gubernurnya sampai tiga kali berturut-turut ditangkap KPK.

Dia juga sependapat dengan Mahfud bahwa banyak kepala daerah terpaksa menyogok DPRD supaya mau menyetujui laporan APBD yang disampaikannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper