![[12:42, 4/5/2018] Amanda Wardhani: Ketua BPK Moermahadi Soerja Djanegara ketika diwawancara di Kantor Kepresidenan, Kamis (5/4)./Bisnis-Amanda Kusumawardhani](https://images.bisnis.com/posts/2018/04/05/780520/bpk.jpeg)
Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia melaporkan telah menyelamatkan keuangan negara hingga Rp2,37 triliun pada semester II/2017.
Hal itu dikemukakan Ketua BPK Moermahadi Soerja Djanegara di Istana Merdeka, Kamis (5/4/2018). Pada kesempatan ini, dia menyerahkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II Tahun 2017 kepada Presiden Joko Widodo.
Dalam siaran resminya, Moermahadi menyebut angka Rp2,37 triliun tersebut berasal dari penyerahan aset/penyetoran ke kas negara/daerah/perusahaan selama proses pemeriksaan senilai Rp65,91 miliar, koreksi subsidi Rp1,63 triliun, dan koreksi cost recovery Rp674,61 miliar.
Sementara itu, dalam periode 2015-2017 BPK telah berhasil menyelamatkan keuangan negara sebesar Rp154,32 triliun. Penyelamatan dan pengembalian ke kas negara tersebut antara lain berupa penyerahan aset/penyetoran kas atas tindak lanjut rekomendasi BPK yang mencapai Rp79,53 triliun.
Selain itu, BPK juga berhasil menyelamatkan keuangan negara mencapai Rp46,17 triliun sebagai hasil koreksi subsidi serta Rp28,80 triliun dari koreksi cost recovery.
Adapun IHPS II Tahun 2017 memuat hasil pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan (TLRHP) sampai dengan 2017 atas LHP yang diterbitkan pada 2005-2017.
Secara keseluruhan, pada periode 2005-2017, BPK telah menyampaikan 476.614 rekomendasi hasil pemeriksaan terhadap entitas yang diperiksa dengan nilai Rp303,63 triliun. Dari nilai itu, yang telah sesuai dengan rekomendasi sebanyak 348.819 rekomendasi (73,2%) dengan jumlah Rp151,46 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
