Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS dan Korsel Sepakati Revisi Kerja Sama Dagang, Ini Isinya

Amerika Serikat dan Korea Selatan telah mencapai kesepakatan revisi kerjasama dagang bilateral kedua negara yang telah berumur 6 tahun.
Ilustrasi/Reuters-Sheng Li
Ilustrasi/Reuters-Sheng Li

Kabar24com, JAKARTA— Amerika Serikat dan Korea Selatan telah mencapai kesepakatan revisi kerja sama dagang bilateral kedua negara yang telah berumur 6 tahun.

Kesepakatan tersebut juga termasuk pengecualian Presiden AS Donald Trump terkait pengenaan tarif impor baja dan aluminium terhadap Negeri Ginseng.

Hal ini menunjukkan bahwa Korsel telah menjadi sekutu pertama AS yang menerima pengecualian sepenuhnya dari impor tarif. 

Pekan lalu, Trump telah mengecualikan untuk sementara beberapa mitra dagangnya, a.l Kanada, Meksiko, Australia dan UE, dari pengenaan tarif impor baja dan aluminium yang telah berlaku sejak Jumat, 23 Maret 2018.

Menteri Perdagangan Korsel Kim Hyun-chong mengumumkan pada Senin (26/3/2018), selain menerima pengenaan tarif impor, negaranya akan mendapat batasan kuota untuk eskpor baja.

"Kuota itu tidak akan terlalu merugikan ekspor baja Korsel karena penjualan ke AS hanya 11% dari total penjualan baja keluar negeri," kata Kim seperti dikutip Bloomberg, Senin (26/3/2018).

Kuota ekspor baja dari Negeri Ginseng untuk Paman Sam, di dalam kesepakatan itu, dibatasi sebesar 2,68 juta ton atau 70% dari rata-rata tahunan penjualan baja ke AS sepanjang 2015-2017.

Korsel yang merupakan eksportir baja ketiga terbesar untuk AS dan importir baja utama dari China dikhawatirkan akan menjadi target aliran baja Negeri Panda yang melebihi kapasitas nantinya.

Pengumuman ini muncul setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menyampaikan bahwa Perwakilan Perdagangan AS Robett Lighthizer telah berhasil mencapai kesepahaman yang sangat produktif dengan Korsel.

“Kami berharap menandatangai kesepakatan itu secepatnya. Korsel setuju untuk mengurangi jumlah baja yang mereka kirim ke AS, sebagai bagian dari kesepakatan [KORUS],” kata Mnuchin untuk program Fox News Sunday sambil menambahkan bahwa kesepakatan ini merupakan "win-win solutions" yang mutlak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper