Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saatnya Bali Berpikir Sumber Pertumbuhan Alternatif

Bali sudah saatnya tidak hanya mengandalkan pariwisata, tetapi mulai berpikir menjadikan sektor pertanian, perkebunan dan industri kreatif sebagai sumber baru pertumbuhan ekonomi daerah ini.
Salah satu lokasi agrowisata di Bali, yakni Bagus Agro Pelaga di Kabupaten Badung
Salah satu lokasi agrowisata di Bali, yakni Bagus Agro Pelaga di Kabupaten Badung

Kabar24.com, DENPASAR—Bali sudah saatnya tidak hanya mengandalkan pariwisata, tetapi mulai berpikir menjadikan sektor pertanian, perkebunan dan industri kreatif sebagai sumber baru pertumbuhan ekonomi daerah ini.

Ketiga sektor dinilai memiliki keunggulan kompetitif di Bali sehingga mampu menjadi pelengkap dari bidang usaha pariwisata. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali Causa Iman Karana mengatakan penilaian berdasarkan hasil penelitian dan didukung oleh focus group discussion (FGD) bersama pemerintah, perbankan, pelaku usaha, asosiasi terkait dan akademisi.

“Sudah saatnya diperlukan identifikasi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru di Bali yang selaras dan sinergi dengan bidang usaha pariwisata,” jelasnya, Senin (20/3/2018).

Menurutnya, kinerja ekonomi Bali pada triwulan IV 2017 yang melambat akibat peningkatan aktivitas Gunung Agung, seakan menjadi momentum bagi Bali untuk segera berbenah. Ketergantungan terhadap pariwisata dihadapkan dengan tantangan turunnya jumlah kunjungan wisatawan akhir tahun. Ujian terhadap pariwisata Bali semakin besar, seiring terjadinya penutupan operasional Bandara Ngurah Rai selama 3 hari (pintu masuk utama ke Bali) dan diterbitkannya travel advisory dari beberapa kepada warganya untuk berkunjung ke Bali.

Adapun dari hasil penelitian yang dilakukan, sektor pertanian memiliki keunggulan komparatif dari sisi bahan baku yang ditunjang oleh tenaga kerja yang cukup dan potensi yang cukup besar (global market dan gap ekspor yang positif). Pengembangan sektor pertanian ini diarahkan untuk dapat diselaraskan dengan pariwisata, seperti pengembangan agrowisata atau desa wisata.

Dari hasil penelitian BI Bali, pengembangan agrowisata diprakirakan dapat meningkatkan jumlah wisatawan sebesar 0,05%, jumlah tenaga kerja sebesar 0,02%, dan pada akhirnya dapat berkontribusi pada peningkatan PDRB sektor pertanian sebesar 0,9%. Sektor perkebunan juga memiliki potensi pasar ekspor masih sangat tinggi, dengan didukung oleh ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja yang cukup walaupun tidak sebanyak sektor pertanian (agrowisata).

“Pengembangan sektor perkebunan ini meliputi pengembangan komoditas industri pengolahan kopi. Dari hasil simulasi dampak, diprakirakan pengembangan industri pengolahan kopi dapat meningkatkan nilai ekspor sebesar 0,5%, jumlah tenaga kerja sebesar 0,001% dan pada akhirnya dapat berkontribusi pada peningkatan PDRB sektor pertanian sebesar 1%,” jelasnya.

Sektor terakhir yang harus dikembangkan adalah bidang industri kreatif khususnya industri pakaian jadi, dan industri pengolahan kayu dan rotan. Industri pakaian menunjukkan potensi pasar ekspor industri kreatif masih cukup tinggi, dengan didukung oleh ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja yang cukup banyak. Diprakirakan pengembangan industri kreatif dapat meningkatkan nilai ekspor sebesar 0,02%, volume ekspor sebesar 0,04% dan pada akhirnya dapat berkontribusi pada peningkatan PDRB sektor industri sebesar 0,26%.

Causa mengusulkan pengembangan tiga sektor industri potensian tersebut bisa dilakukan dengan menyasar aspek manajemen, penguatan kompetensi dan pengembangan usaha. Selain itu, diharapkan adanya suatu manajemen yang terintegrasi atau one island management sehingga dapat lebih fokus dan terukur.

Strategi dalam aspek manajemen antara lain melalui pembentukan aliansi antara Pemerintah, pelaku usaha dan akademisi yang dilanjutkan dengan penyusunan roadmap bersama dengan adanya pembagian peran dan fungsi yang sinergis dalam berbagai kegiatan fasilitasi. Strategi dalam aspek penguatan kompetensi dilakukan melalui peningkatan kapasitas dengan melakukan pelatihan, manajemen bisnis dan studi pasar (segmenting, pricing dan packaging).

“Dari aspek pengembangan usaha, dilakukan melalui pemasaran online, penetrasi produk ke hotel, resto dan bandara, pengembangan product development dan pengembangan teknologi,” tuturnya.

Pelaku agrowisata di Bali optimistis sektor pertanian akan mampu menyumbang peningkatan kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata. Pemilik Bagus Agro Pelaga Bagus Sudibya mengatakan bisnis agrowisata saat ini mulai dilirik banyak wisatawan. Hal itu terlihat dari peningkatan kunjungan ke Bagus Agro Pelaga yang cukup signifikan.

Agriwisata yang berdiri sejak 3 tahun lalu ini, memiliki rata-rata pertumbuhan kunjungan hingga 20% tiap tahun. Adapun saat ini, yang dominan mengunjungi Bagus Agro Pelaga adalah wisatawan domestik. Namun, dia optimistis, kunjungan wisatawan mancanegara ke sini akan meningkat seiring dengan produk pariwisata berbasis budaya yang coba ditawarkan pihaknya.

"Kami meyakini bahwa pariwisata Bali adalah pariwisata berbasis budaya, dan budaya kami adalah bersifat agraris, jika kita mau memperkuat pertahanan pariwisata Bali ya secara tidak langsung memperkuat pertanian Bali," katanya ketika dihubungi.

Kata dia, Bagus Agro Pelaga menawarkan pariwisata dengan konsep Tri Hita Karana, yakni menekankan harmonisasi hubungan antara manusia, lingkungan, dan Tuhan. Selain itu, berbeda dengan objek wisata lainnya, penduduk lokal sengaja dilibatkan dalam mengelola agrowisata. Hal ini pulalah yang dinilai menjadi nilai lebih agrowisata. Lantaran nilai lebih ini, juga akan semakin menarik kunjungan wisatawan ke Bali, terutama dari luar negeri.

Adapun saat ini Bagus Agro Pelaga tidak hanya menawarkan pertanian buah dan sayur saja, namun juga lokasi camping, fasilitas yoga dan meditasi, hingga fasilitas spa.

"Kita mengusahakan adanya pariwisata budaya yang menyentuh kehidupan masyarakat sehingga ada interaksi antara masyarakat dengan wisatawan dan nantinya ada kesetiaan masyarakat Bali untuk memelihara wisata ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper