Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Dirgantara Inggris Diprediksi Alami Gangguan Parah

Industri kedirgantaraan Inggris dinilai akan mengalami gangguan parah dan merugikan diri jika negara tersebut meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan perdagangan bebas dan perbedaan aturan di UE, kata komite parlemen.
Bendera Inggris/public domain
Bendera Inggris/public domain

Kabar24.com, LONDON - Industri kedirgantaraan Inggris dinilai akan mengalami gangguan parah dan merugikan diri jika negara tersebut meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan perdagangan bebas dan perbedaan aturan di UE, kata komite parlemen.

Industri itu adalah salah satu yang terbesar memperkerjakan pekerja terampil di Inggris, menghasilkan pendapatan sekitar Rp621 triliun per tahun dan menyumbang sekitar tujuh persen kepada produk manufaktur negara tersebut.

Namun, sejumlah perusahaan khawatir bahwa keluarnya Inggris dari kelompok perdagangan terbesar di dunia itu dapat menyebabkan peningkatan bea cukai dan memecah rantai rumit pasokan, yang dibangun di seluruh benua tersebut selama beberapa dasawarsa.

Kegagalan dalam menyetujui cara menyelaraskan alur bea cukai akan mendongkrak biaya dan menambah ancaman keberlangsungan pabrik mereka dalam jangka panjang, kata anggota parlemen dalam laporan tersebut.

Biaya Tambahan

Industri kedirgantaraan akan menanggung biaya tambahan sekitar Rp25,9 triliun per setahun setelah Brexit, jika perusahaan yang mengekspor komponen ke Uni Eropa menghadapi pemeriksaan tambahan di perbatasan, badan industri ADS Group mengatakan kepada panitia.

"Kesehatan industri bergantung pada laju penjualan komponen secara lintas batas, dengan penundaan hanya beberapa jam akan memiliki dampak signifikan terhadap biaya. Dengan ini, pemerintah harus memastikan prosedur kepabean agar dijaga tetap minimum setelah kami meninggalkan UE," kata Ketua Komite Bisnis Inggris Rachel Reeves, yang juga anggota parlemen Partai Buruh oposisi, Senin(19/3/2018).

Inggris mengatakan bahwa pihaknya ingin perdagangan bebas dengan UE setelah Brexit dan telah menggarisbawahi rezim bea cukai yang potensial, namun pihaknya belum memulai negosiasi terperinci dengan blok kawasan mengenai hubungan perdagangan kedepannya.

Laporan tersebut juga mengatakan bahwa Inggris harus tetap menjadi anggota Badan Keamanan Penerbangan Eropa (EASA) untuk memastikan produsen di sektor penerbangan dapat terus mendapatkan keuntungan dari kerja sama di bidang keselamatan dan menghindari kenaikan biaya sertifikasi.

EASA memastikan perusahaan penerbangan mematuhi peraturan keselamatan dan mengesahkan produk kedirgantaraan di seluruh kelompok tersebut guna membantu menurunkan biaya pengembangan dan produksi di industri itu. Peraturan tersebut juga memiliki kesepakatan dwipihak dengan Amerika Serikat, tempat mereka menerima sertifikasi masing-masing.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper