Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Jatim Naik 19,23%, Mesin dan Besi Baja Mendominasi

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur merilis kinerja impor non migas di Jawa Timur pada Februari 2018 mengalami kenaikan hingga 19,23% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Aktivitas bongkar muat kontainer menggunakan Container Crane baru nomor 14 di dermaga internasional PT Terminal Petikemas Surabaya, Jawa Timur, Kamis (6/4)./Antara-Didik Suhartono
Aktivitas bongkar muat kontainer menggunakan Container Crane baru nomor 14 di dermaga internasional PT Terminal Petikemas Surabaya, Jawa Timur, Kamis (6/4)./Antara-Didik Suhartono

Kabar24.com, SURABAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur merilis kinerja impor non migas di Jawa Timur pada Februari 2018 mengalami kenaikan hingga 19,23% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Adapun komoditas utama non migas yang banyak menyumbang impor Jatim yakni barang golongan mesin-mesin atau peralatan mekanik dengan nilai transaksi US$168,97 juta, disusul barang besi dan baja sebesar US$145,54 juta, dan golongan bahan baku plastik dan barang dari plastik US$102,66 juta.

Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono mengatakan impor komoditas non migas pada periode tersebut mencapai US$1,38 miliar. Angka tersebut turun 15,02% bila dibandingkan impor Januari 2018, tetapi naik 19,23% jika dibandingkan tahun lalu.

Secara kumulatif (Januari-Februari 2018), impor terbesar adalah mesin, pesawat mekanik yang menyumbang 12,33% atau mencapai US$370,23 juta lalu besi baja US$298,95 juta menyumbang 9,95%.

"Ini ada kekhawatiran karena dengan adanya pengetatan impor di AS, maka produsen besi baja China yang sangat besar akan melempar besi baja ke pasar Indonesia," jelasnya saat merilis kinerja ekspor impor, Kamis (15/3/2018).

BPS pun mencatat negara asal impor non migas terbesar adalah dari Tiongkok dengan nilai impor US$422,27 juta atau berkontribusi 30,61%, disusul Thailand US$74,65 juta, Amerika Serikat US$242,63 juta. Impor non migas dari negara-negara Uni Eropa US$110,29 juta.

Selain mesin, besi baja dan plastik, komoditas lain yang turut menyumbang impor Jatim Februari ini adalah peralatan listrik, pupuk, gandum-ganduman, ampas atau sisa industri makanan, bahan kimia organik, aluminium, dan bubur kayu atau pulp.

Dari kinerja impor dan ekspor Jatim Februari ini, nilai neara perdagangan Jatim pun mengalami defisit US$118,24 juta yang disebabkan oleh terjadinya defisit pada sektor migas sebesar US$259,42 juta. Namun sebaliknya yang menggembirakab yaitu sektor non migas surplus US$141,18 juta.

Terpisah, Ketua Gabungan Importir Nasional Indonesia (GINSI) Jawa Timur, Romzi Abdullah mengakui impor besi baja terutama bahan baku dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan perkembangan infrastruktur.

"Selain itu adanya kebijakan pemerintah yang mempermudah izin impor bahan baku bagi industri yang berorientasi ekspor ini juga mendorong peningkatan impor," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper