Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Tak Respons Deadline Inggris Soal Mata-mata, Tensi Kedua Negara Memanas

Tensi antara Inggris dan Rusia memanas setelah deadline yang ditetapkan terkait serangan terhadap mantan agen rahasia Negeri Beruang Merah pada awal bulan ini.
Sergei Skripal berdiri di balik jeruji di ruang tahanan pengadilan Moskow, Agustus 2006./kyivpost.com-Press Service of Moscow District Millitary Court
Sergei Skripal berdiri di balik jeruji di ruang tahanan pengadilan Moskow, Agustus 2006./kyivpost.com-Press Service of Moscow District Millitary Court

Bisnis.com, JAKARTA -- Tensi antara Inggris dan Rusia memanas setelah deadline yang ditetapkan terkait serangan terhadap mantan agen rahasia Negeri Beruang Merah pada awal bulan ini.

Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May telah menetapkan deadline bagi Rusia untuk menjelaskan perihal penggunaan zat syaraf berbahaya kepada Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, pada Minggu (4/3/2018). Skripal merupakan mantan mata-mata Rusia yang membelot dan sekarang tinggal di Inggris.

Deadline yang ditetapkan adalah Selasa (13/3/2018) tengah malam. Sebelumnya, May menyampaikan kemungkinan besar Rusia terlibat dalam peristiwa itu, baik terlibat secara langsung atau memberikan zat syaraf terkait ke pelaku.

Reuters melansir Rabu (14/3/2018), Moskow menyangkal tudingan Inggris bahwa mereka terlibat dan menyatakan tidak akan merespons ultimatum May sampai mereka mendapatkan sampel zat berbahaya yang digunakan.

"Moskow tidak akan merespons ultimatum London sampai menerima sampel bahan kimia yang digunakan. Ancaman yang disampaikan kepada Rusia terkait hal ini akan mendapatkan respons," papar pernyataan resmi Kedutaan Besar Rusia di Inggris.

Inggris bisa meminta aliansi Barat untuk ikut menekan Rusia, membekukan aset-aset pemimpin serta pejabat negara Rusia, membatasi akses mereka ke pusat finansial London, mengusir diplomat Rusia, maupun meluncurkan serangan siber ke target-target tertentu.

Inggris juga bisa saja menarik kembali keikutsertaan mereka di Piala Dunia 2018, yang akan diselenggarakan di Rusia pada Juni-Juli tahun ini.

Rusia bakal menggelar Pemilu Presiden pada Minggu (18/3/2018). Vladimir Putin diperkirakan akan kembali terpilih sebagai presiden, posisi yang telah diembannya sejak Mei 2012.

Skripal dan putrinya ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri di sebuah bangku di pusat perbelanjaan di Salisbury. Keduanya langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

Pada 2004, Skripal ditahan badan intelijen Rusia karena dituding mengkhianati rekan-rekannya sesama agen Rusia ke badan intelijen Inggris. Namun, pada 2010 dia mendapat pengampunan dari Presiden Dmitry Medvedev sebagai bagian dari sebuah program pertukaran mata-mata.

Pertukaran mata-mata itu mencakup 10 agen Negeri Beruang Merah yang ditahan di AS. Pertukaran yang dilakukan di bandara di Wina, Austria itu merupakan yang terbesar sejak berakhirnya Perang Dingin pada 1991.

Sejak tinggal di Inggris, Skripal tidak lagi menjadi sorotan hingga akhirnya ditemukan tak sadar di Salisbury.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper