Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Pertimbangkan Tarif Impor Untuk Produk Teknologi dan Telekomunikasi China

Presiden AS Donald Trump mempertimbangkan penerapan tarif impor untuk berbagai produk dari China, dengan menyasar sektor teknologi serta telekomunikasi.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden AS Donald Trump mempertimbangkan penerapan tarif impor untuk berbagai produk dari China, dengan menyasar sektor teknologi serta telekomunikasi.

Seperti dilansir dari Reuters, Rabu (14/3/2018), AS ingin melawan kebijakan investasi China yang mewajibkan perusahaan asal Negeri Paman Sam untuk mengungkapkan rahasia teknologinya agar bisa beroperasi di Tiongkok. Hal ini diklaim sebagai pencurian kekayaan intelektual.

Sumber Reuters menyebutkan kebijakan penerapan tarif impor ini bakal segera diberlakukan. Meski sektor yang menjadi sasaran utama adalah teknologi informasi, produk elektronik konsumer serta telekomunikasi, tapi daftarnya masih bisa diperluas dan mencapai 100 produk.

Portal berita Politico sebelumnya melaporkan Kementerian Perdagangan AS mengajukan paket tarif impor senilai US$30 miliar, sekitar Rp412,1 triliun, pekan lalu. Namun, angka itu dinilai masih terlalu rendah.

Salah satu sumber lainnya menyatakan angka yang sekarang dibahas telah mencapai US$60 miliar, sekitar Rp824,38 triliun, dengan jumlah produk yang luas.

Trump disebutkan telah mencari dukungan dari negara-negara aliansinya, termasuk Uni Eropa (UE), untuk menekan China dalam hal kekayaan intelektual. Namun, kebijakan tarif impor produk baja dan aluminium yang diberlakukan belum lama ini membuat upaya itu sulit dilanjutkan.

Seperti diketahui, kebijakan tarif impor baja dan aluminium yang masing-masing sebesar 25% dan 10% tidak hanya berdampak terhadap China. Komisi Eropa telah menyampaikan niatannya untuk melawan balik kebijakan itu dengan menyasar produk-produk ekspor andalan AS seperti Harley-Davidson Inc. dan Levi-Strauss.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper