Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembersihan Etnis Rohingya di Myanmar Masih Berlanjut

PBB menyatakan pembersihan etnis atas Muslim Rohingya yang dilakukan Myanmar masih berlanjut.
Perempuan pengungsi Rohingya bersama cucunya, saat menunggu bantuan, di Bangladesh, Selasa (19/9)./Reuters-Danish Siddiqui
Perempuan pengungsi Rohingya bersama cucunya, saat menunggu bantuan, di Bangladesh, Selasa (19/9)./Reuters-Danish Siddiqui

Bisnis.com, JAKARTA -- PBB menyatakan pembersihan etnis atas Muslim Rohingya yang dilakukan Myanmar masih berlanjut.

"Pembersihan etnis Rohingya dari Myanmar berlanjut. Saya rasa kita tidak bisa mengambil kesimpulan lain dari apa yang sudah saya lihat dan dengar di Cox's Bazar," ujar Asisten Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB untuk HAM Andrew Gilmour, seperti dilansir Reuters, Selasa (6/3/2018).

Gilmour dijadwalkan menyambangi kamp pengungsian di distrik Cox's Bazar, Bangladesh selama empat hari.

Dia menambahkan aksi kekerasan yang sistematis dan luas cakupannya terhadap Rohingya masih terus terjadi. Namun, polanya mengalami perubahan.

"Pola kekerasan berubah dari aksi berdarah-darah dan pemerkosaan massal yang terjadi pada tahun lalu, menjadi kampanye teror dan kelaparan paksa yang sepertinya didesain untuk mengusir masyarakat Rohingya yang masih tersisa di Myanmar ke Bangladesh," papar Gilmour.

Seperti diketahui, kekerasan terhadap etnis Rohingya meningkat intensitasnya pada 2017 dan telah menimbulkan gelombang pengungsi dari Myanmar. Setidaknya 700.000 orang telah melarikan diri ke Bangladesh.

Pada awal bulan ini, Bangladesh telah meminta militer Myanmar untuk mundur dari perbatasan kedua negara, di mana ribuan pengungsi Rohingya sekarang tinggal. Myanmar sebelumnya menambah jumlah tentara di lokasi itu dan mendatangkan persenjataan seperti senapan mesin serta mortir.

Lebih dari 5.000 pengungsi tinggal di lahan sempit antara kedua negara sejak akhir 2017. Lokasi ini sebenarnya masih bagian dari wilayah Myanmar, tapi dibiarkan kosong.

Salah satu pemimpin pengungsi Rohingya, Dil Mohammed, mengatakan petugas Myanmar meminta para penghuni pengungsian untuk meninggalkan tempat itu lewat pengeras suara. Patroli di kawasan itu juga diperketat. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper