Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fadli Zon: Duet Jokowi-Prabowo Matikan Demokrasi

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai duet Jokowi-Prabowo untuk Pilpres 2019 sebagaimana diinginkan sejumlah pihak bisa mematikan demokrasi yang sudah dibangun selama ini.
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, seusai acara pelantikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno, di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/10)./ANTARA -Setpres Agus Suparto
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, seusai acara pelantikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno, di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/10)./ANTARA -Setpres Agus Suparto

Kabar24.com, JAKARTA--Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai duet Jokowi-Prabowo untuk Pilpres 2019 sebagaimana diinginkan sejumlah pihak bisa mematikan demokrasi yang sudah dibangun selama ini.

“Kalau mereka berduet, maka hanya ada calon tunggal dan hal itu tak baik bagi demokrasi di Indonesia,” ujar Fadli kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Rabu (28/2/2018). Menurut Fadli, masyarakat tetap harus punya pilihan pada Pilpres 2019 sehingga demokrasi menjadi dinamis.

Menko PMK Puan Maharani sebelumnya menyatakan tidak menutup kemungkinan terjadinya duet Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto pada pilpres 2019. Menurutnya tidak ada yang tidak mungkin dalam politik.

Di sisi lain, Fadli Zon mengatakan bahwa wacana duet Jokowi-Prabowo sebagaimana dilontarkan PDIP merupakan bentuk ketakukan terhadap kubunya. Pasalnya, pendukung Jokowi melihat potensi kekalahan bila head to head dengan Prabowo di Pilpres 2019 nanti.

“Saya lihat motif menduetkan Jokowi dan Prabowo pada Pilpres 2019 adalah bentuk ketakutan dan kekhawatiran dari Jokowi dan pendukungnya kepada Prabowo,” kata Fadli.

Wakil Ketua DPR itu mengatakan pihaknya optimistis Prabowo bakal mengalahkan Jokowi di pesta demokrasi tahun depan.

“Prabowo belum deklarasi, tingkat elektabilitas dan popularitas masih tinggi dibanding Jokowi yang tiap hari muncul di media,” ujar Fadli terkait peluang mantan Danjen Kopassus itu.

Sperti diketahui, hasil survei Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) menyebutkan bahwa duet Jokowi-Prabowo didukung masyarakat sebesar 66,9%.

Sementara itu, 28,4% menyatakan Prabowo sebaiknya jadi presiden dan Jokowi jadi wakil presiden. Adapun 4,7% responden tidak menjawab atau tidak tahu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper