Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BlackRock: Investor Cryptocurrency Harus Siap Telan Kerugian Besar

Cryptocurrency (mata uang digital) dinilai berpotensi akan semakin banyak digunakan di masa mendatang. Namun untuk saat ini, hanya orang-orang yang siap menanggung kerugian saja yang bisa terjun ke dalamnya.
Bitcoin turun/Ilustrasi
Bitcoin turun/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Cryptocurrency (mata uang digital) dinilai berpotensi akan semakin banyak digunakan di masa mendatang. Namun untuk saat ini, hanya orang-orang yang siap menanggung kerugian saja yang bisa terjun ke dalamnya.

“Kami melihat cryptocurrency berpotensi menjadi lebih banyak digunakan di masa depan seiring dengan matangnya pasar. Namun saat ini, kami percaya cryptocurrency hanya bisa dapat dimasuki oleh mereka yang siap menerima potensi kerugian cukup besar,” kata Richard Turnill, chief investment strategist global di BlackRock Investment Institute, dalam risetnya.

BlackRock diketahui sebagai perusahaan pengelola aset terbesar di dunia, dengan AUM (asset under management) sebesar US$6,28 triliun pada akhir Desember.

Volatilitas cryptocurrency yang tinggi, pasar yang terfragmentasi, dan kurangnya regulasi menjadi catatan yang mempengaruhi perkembangan cryptocurrency.

“Kami tidak melihat cryptocurrency menjadi bagian dari portofolio investasi utama dalam waktu dekat,” katanya, seperti dikutip CNBC, Selasa (27/2/2018).

 

BlackRock: Investor Cryptocurrency Harus Siap Telan Kerugian Besar

Sources: BlackRock Investment Institute, with data from Thomson Reuters, February 2018.

 

Cryptocurrency juga belum mampu melindungi investor dari penurunan tajam pada saham. Hal ini terlepas dari argumen untuk berinvestasi pada aset digital mengingat korelasi rendahnya terhadap aset tradisional.

Dalam laporan tanggal 9 Februari, analis J.P. Morgan Securities John Normand mengatakan mata uang digital tidak memiliki kemampuan untuk mengurangi penarikan portofolio selama periode tekanan pasar, seperti yang terjadi pada pasar ekuitas pada Agustus 2015 dan Februari 2018.

Bitcoin, cryptocurrency terpopuler dalam hal kapitalisasi pasar, melonjak 2.000% melampaui US$19.000 dalam 12 bulan sampai pertengahan Desember tahun lalu. Lonjakan minat terhadap mata uang digital tersebut memacu bursa berjangka terbesar dunia, CME, dan pesaingnya, Cboe, untuk meluncurkan bitcoin futures pada Desember.

Para peminat cryptocurrency memperkirakan produk turunannya akan membuka jalan bagi partisipasi investor institusi yang lebih luas, bahkan peluncuran bitcoin ETFs akhir tahun ini.

Namun, Komisi Sekuritas dan Bursa AS telah meminta perusahaan-perusahaan untuk menarik aplikasi mereka untuk bitcoin ETFs. Volume perdagangan pada CME dan Cboe juga tetap relatif rendah dibandingkan dengan produk lain yang lebih banyak diperdagangkan.

Bitcoin sendiri kemudian telah kehilangan sekitar separuh nilainya hanya dalam waktu sekitar dua bulan dan diperdagangkan di kisaran level US$10.000 pada Senin (26/2).

Turnill melihat cryptocurrency akan perlu mengatasi tantangan-tantangan signifikan untuk mendapatkan daya tarik yang lebih luas.

Teknologi blockchain yang mendasari cryptocurrency disebutnya akan memerlukan 'pergeseran besar' dalam pengembangan perangkat lunak untuk adopsi yang luas.

Sementara itu, pihak regulator mungkin perlu memainkan peran penting dalam pergeseran seperti itu. Turnill lebih lanjut memperkirakan munculnya kerangka peraturan global tentang cryptocurrency, kemungkinan dari pertemuan G-20 yang dijadwalkan pada Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper