Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilkada Jateng: Ganjar Pranowo Blusukan ke Kampung Nelayan Rembang

Hari kedua kampanye, Ganjar Pranowo memilih menyisir pesisir Kabupaten Rembang untuk berbincang santai dengan ratusan nelayan. Beragam persoalan diadukan para nelayan, mereka meminta Ganjar tetap menjadi pengayom dan pelindung nelayan Jawa Tengah.
Cagub Jateng Ganjar Pranowo Saat Berdialog Dengan Nelayan Rembang. Bisnis.com/ Alif Nazzala Rizqi
Cagub Jateng Ganjar Pranowo Saat Berdialog Dengan Nelayan Rembang. Bisnis.com/ Alif Nazzala Rizqi

Bisnis.com, REMBANG—Hari kedua kampanye, Ganjar Pranowo memilih menyisir pesisir Kabupaten Rembang untuk berbincang santai dengan ratusan nelayan. Beragam persoalan diadukan para nelayan, mereka meminta Ganjar tetap menjadi pengayom dan pelindung nelayan Jawa Tengah. 

Koordinator Nelayan TPI Tanjungsari Rembang Sugeng Mulyadi menjelaskan, beberapa persoalan yang dihadapi nelayan diantaranya lemahnya penegakan hukum terhadap nelayan yang menggunakan alat tangkap jaring trawl atau sotok. Mereka mengancam akan melakukan razia jika nelayan sotok terus beroperasi di lautan. 

"Kami berharap agar pak Ganjar ada solusi terhadap persoalan tersebut. Sotok ini sangat merusak biota laut, bahkan mulai dari telur hingga ikan yang ada di atas terangkut semua," ujarnya dalam keterangan pers Jumat (16/2/2018).

Di Rembang, lanjutnya, pengguna sotok terus merajalela hingga merugikan nelayan lain. "Sotok itu sudah dilarang sejak 1980, tapi sampai saat ini masih banyak yang menggunakan. Kami berharap penggunanya ditangkap dan dihukum agar jera. Jangan cuma ditahan sehari trus dilepaskan," ungkapnya. 

Selain soal sotok, dia juga meminta perhatian soal kebutuhan nelayan yang menginginkan pembangunan dermaga. "Dermaga yang ada hanya untuk kapal besar. Sementara untuk kapal kecil tidak bisa bersandar, sehingga nelayan harus jalan dengan air sedada untuk mengambil perahu," kata Sugeng. 

Menanggapi aspirasi nelayan, Ganjar mengungkapkan peraturan daerah juga melarang penggunaan sotok di laut. "Ini kan tinggal penegakan hukum, nanti kita teruskan ke aparat. Kan biar fair juga tata cara pengambilan ikan itu bagaimana, ada regulasi yang mengatur," ucapnya. 

Selain regulasi, lanjutnya, nelayan juga membutuhkan kemudahan akses permodalan serta perizinan. Menurut Ganjar, untuk permodalan perlu ada skema yang inovatif. "Kalau perlu jaminan, ya yang masuk akal, biar pergerakan uang bisa untuk operasional," paparnya. 

Mengenai perizinan, dia berharap ada reformasi birokrasi karena saat ini segala proses diurus di pusat. Dia menilai lebih baik sebagian pengurusan perizinan pindah ke daerah, agar nelayan tidak kesulitan. 

Ganjar menegaskan pendataan nelayan juga termasuk hal penting yang tidak boleh dilupakan. "Nanti kira geser Kartu Tani menjadi Kartu Nelayan. Tujuannya untuk mengetahui pasti jumlah nelayan di Jawa Tengah," ungkapnya. 

Dengan diketahuinya jumlah nelayan sesuai klasifikasinya, mulai dari 5GT hingga lebih dari 30GT maka bisa disusun kebijakan yang tepat, termasuk soal subsidi. 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper