Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kubu Republik Peringatkan Presiden Trump tentang Pajak Resiprokal

Semangat Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk putaran baru tentang tarif berujung dingin.
Presiden Amerka Serikat Donald Trump./Reuters
Presiden Amerka Serikat Donald Trump./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA – Semangat Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk putaran baru tentang tarif berujung dingin. Bahkan pembuat kebijakan dari Partai Republik menduga hal itu akan sulit untuk perekonomian dan politik.

Dalam 2 pekan ini, Presiden Trump telah dua kali mengajukan ide mengenai retaliasi pajak resiprokal yakni keinginannya untuk memberikan pajak impor kepada negara-negara yang mengenakan hambatan tarif kepada produk asal AS.

Namun, pejabat Gedung Putih berkeras tidak akan melakukan apa pun untuk itu. Setidaknya ada tujuh orang anggota Partai Republik di Gedung Putih pada pertemuan mengingatkan Trump agar lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan. Apalagi kebijakan yang bisa memicu perang dagang dengan China dan negara lainnya.

Tahun lalu Presiden Trump menginstruksikan Departemen Perdagangan untuk menyelidiki apakah impor alumunium dan baja merupakan ancaman bagi keamanan AS. Investigasi itu tampaknya menargetkan China, yang dituduh AS menciptakan kelebihan kapasitas limbah dan menarik turun harga global. 

Anggota parlemen Partai Republik memperingatkan Trump bahwa pengenaan pajak impor alumunium dan baja dapat menaikkan harga barang-barang logam di AS selain berpotensi menambah biaya lapangan kerja di bidang industri manufaktur. 

“Saya kira kita perlu lebih berhati-hati ketika membicarakan pajak resiprokal tax,” kata Senator Roy Blunt, anggota Partai Republik Missouri, seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (14/2).

Senada, Senator Partai Republik Pennsylvania Pat Toomey telah menyampaikan bahwa pajak resprokal itu bisa mengundang pembalasan (retaliasi). Hal itu akan memberikan kesulitan untuk menyeimbangkan keamanan nasional.

Penalti untuk meningkatkan biaya impor alumunium dan baja saja bisa menggemakan perekonomian. Menaikkan harga untuk segala sesuatu yang terbuat dari komoditas itu, mulai dari pesawat terbang sampai kabel listrik dan kaleng bir.

Kemungkinan terjadinya perang dagang dengan negara-negara ekonomi maju lainnya juga bisa membuat pasar semakin goyah. Bahkan saat ini pasar sudah tidak stabil karena kekhawatiran inflasi dan kenaikan suku bunga The Fed.

“Jangan sampai kita memulai perang reciprocal tax dalam tarif,” ujar Senator Partai Republik Missouri Roy Blunt.

Sebelumnya, Trump sering sekali menuduh China untuk praktik perdagangan yang tidak adil. Dia menyampaikan kepada Presiden China Xi Jinping bahwa defisit perdagangan AS dengan China tidak bisa dipertahankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper