Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UKP PIP Gandeng KSP Sosialiasikan Pancasila

Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila memerlukan dukungan untuk dapat menghubungkan pengarusutamaan Pancasila dengan program strategis yang dijalankan kementerian/lembaga.
Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pembinaan Ideologi Pancasila Yudi Latif saat bersama Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshiddiqie (kanan) hadir dalam Dialog Kebangsaan, di Jakarta, Selasa (5/9/2017)./JIBI-Dwi Prasetya
Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pembinaan Ideologi Pancasila Yudi Latif saat bersama Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshiddiqie (kanan) hadir dalam Dialog Kebangsaan, di Jakarta, Selasa (5/9/2017)./JIBI-Dwi Prasetya

Kabar24.com, JAKARTA—Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila memerlukan dukungan untuk dapat menghubungkan pengarusutamaan Pancasila dengan program strategis yang dijalankan kementerian/lembaga.

Yudi Latif, Ketua UKP-PIP, mengatakan pihaknya memerlukan dukungan, sehingga dalam menyosialisasikan Pancasila unit kerja ini dapat berjalan tepat sasaran. Menurutnya, Kantor Staf Presiden menjadi lembaga yang tepat sebagai penyambung program sosialisasi Pancasila dengan program kerja yang ada di kementerian/lembaga.

“Karena kami ini kan terbatas, kami tidak dapat merespons semua. Nanti kami berdiskusi bagaimana menyediakan konten, pemetaan, nanti KSP yang lebih eksekusi,” tutur Yudi usai bertemu Kepala KSP Moeldoko, Rabu (14/2/18).

Sementara itu, Moeldoko mengaku media yang ada saat ini dapat lebih digunakan dengan optimal untuk menggaungkan makna Pancasila. Dengan sinergi antara UKP-PIP dan KSP, maka program yang ada di unit kerja tidak berdiri sendiri dan lebih selaras.

“Kami punya gagasan untuk menyosialiasikan Pancasila,” tuturnya.

Dia mencontohkan berkembangnya dinamika yang terjadi di masyarakat terkait isu kekerasan di rumah ibadah. Menurutnya, apa yang terjadi hanya kebetulan, tetapi ada beberapa pihak yang merangkainya sehingga terlihat seperti sebuah kejadian terencana.

“Padahal tidak. Memang ke depannya, bagaimana kami menyampaikan pesan ke publik tentang apa yang sebenarnya terjadi,” tambah Moeldoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper