Bisnis.com, JAKARTA - Olimpiade Musim Dingin 2018 yang digelar di Pyeongchang, Korea Selatan tak lepas dari serangan siber para peretas.
Panitia Olimpiade Pyeongchang mengatakan serangan siber terhadap sistem terjadi pada upacara pembukaan, Jumat (9/2/2018). Jaringan internet dan televisi Olimpiade tersebut terpapar serangan ini, tapi tidak sampai mengganggu operasional acara.
"Tujuan kami adalah menjaga operasional tetap aman," ujar Juru Bicara Komite Olimpiade Internasional (International Olympic Committe/IOC) Mark Adams, seperti dilansir Reuters, Minggu (11/2/2018).
Namun, tidak disebutkan siapa pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut. Adapun Adams mengaku tidak tahu siapa yang ada di balik upaya peretasan itu.
Olimpiade Pyeongchang digelar hanya 80 kilometer (km) dari perbatasan dengan Korea Utara (Korut). Kedua negara masih dalam keadaan perang dan hanya dalam situasi gencatan senjata sejak 1953.
Juru Bicara Panitia Olimpiade Pyeongchang Sung Baik You menyatakan semua permasalahan telah diatasi dengan baik.
"Kami tahu pangkal masalahnya, tapi hal semacam itu sering terjadi selama Olimpiade. Kami dan IOC memutuskan untuk tidak mengungkapkan siapa yang bertanggung jawab," terangnya.
Pada Januari 2018, beberapa periset keamanan siber mengungkapkan adanya indikasi peretas di Rusia merencanakan serangan terhadap organisasi Olimpiade dan beberapa lembaga anti doping. Niatan itu dinilai menjadi perlawanan balik atas pelarangan terhadap atlet Rusia untuk berpartisipasi di Pyeongchang terkait kasus doping.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel