Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sadis, Orang Utan ini Mati Diterjang 130 Pelor Senapan Angin

Seekor orang utan berjenis kelamin jantan ditemukan mati dengan 130 butir pelor atau peluru senapan angin bersarang di kepala dan tubuhnya. Orang utan naas itu ditemukan di Desa Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur, Kaltim , Selasa (2/7) pukul 01.55 WITA.

Bisnis.com, KUTAI TIMUR—Seekor orang utan berjenis kelamin jantan ditemukan mati  dengan 130 butir pelor atau peluru senapan angin bersarang di kepala dan tubuhnya. Orang utan naas itu ditemukan di  Desa Teluk Pandan, Kabupaten  Kutai Timur, Kaltim , Selasa (2/7) pukul 01.55 WITA.

Orang utan berusiasekitar  5-7 tahun itu diduga tertembak di area Taman Nasional Kutai (TNK).

Hasil autopsi Rumah Sakit Pupuk Kaltim Bontang memastikan 74 peluru bersarang di bagian kepala, tangan kanan  9 peluru, tangan kiri 14 peluru, kaki kanan 10 peluru, kaki kiri 6 peluru, dan dada 17 peluru. 

Ramadhani, Manager Perlindungan Habitat Centre for Orang utan Protection (COP), menuturkan tim autopsi hanya mampu mengeluarkan 48 peluru.

Ia menambahkan sejak Selasa (6/2/2018) pukul 22.30  hingga Rabu dini hari (7/2/2018) pukul 01:30, proses autopsi baru mencapai 50%. 

"Prosesnya masih panjang untuk mengetahui penyebab kematiannya. Sementara baru 7 peluru yang berhasil dikeluarkan dari tubuh orang utan," ucapnya Selasa malam (6/2/2018). 

Secara kronologis, orang utan malang itu  warga sekitar pada Sabtu 3 Februari 2018 lalu. Mendapat informasi, pihak TNK langsung menuju lokasi untuk melakukan evakuasi. 

Namun saat itu, pihak TNK tak bisa langsung melakukan mengevakuasi mengingat keberadaan buaya, karena orang utan tersebut berada di sekitar perairan.

Orang utan baru berhasil dievakuasi oleh pihak TNK pada  hari Senin (5/2/2018) pukul 12.00 WITA dengan menggunakan perahu rakitan.

Dalam keterangan resmi COP yang diterima Bisnis hari ini Rabu (7/2/2018) pagi,  11 hal ditemukan dalam autopsi berjalan sekitar 4 jam. 

“Kesimpulannya, kematian diperkirakan karena adanya infeksi akibat luka yang lama ataupun yang baru terjadi,” lanjut Ramadhani melalui siaran pers COP tersebut.

Sebanyak 130 peluru yang bersarang di tubuh orang utan, kata dia, menjadi yang terbanyak dalam sejarah konflik antara orang utan dan manusia yang pernah terjadi di Indonesia.

“Lemahnya penyelesaikan kasus dan kurangnya kesadaran masyarakat sehingga kasus seperti ini terus terulang.”

Ramadhani mengungkapkan pada Mei 2016 juga telah terjadi motif kasus yang sama dengan lokasi penemuan yang tak terlalu jauh. 

Menurut dia, semestinya kasus ini menjadi hal yang memalukan bagi kita semua ditengah upaya pemerintah melakukan strategi dan rencana aksi konservasi orang utan secara nasional.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan kepolisian dan KLHK untuk sama-sama kasus ini bisa terungkap. 

Pengalaman dua pekan lalu pembunuhan orang utan di Kalahien, Kalimantan Tengah, kata dia, berhasil terungkap oleh Polda Kalteng. 

“Sehingga kami meyakini ini hanya persoalan keseriusan dari pihak penegak hukum dalam menyelesaikan kasus,” kata Ramadhani.

Berikut hasil otopsi orang utan tersebut.

Hasil Autopsi: 

1. Dipastikan orang utan berjenis kelamin jantan dengan usia 5-7 tahun.

2. Kematian hari Selasa, tanggal 6 Februari 2018 jam 01:55 Wita.

3. Hasil rontgen ditemukan paling tidak 130 peluru senapan angin :

- Kepala : 74 peluru

- Tangan kanan : 9 peluru

- Tangan kiri : 14 peluru

- Kaki kanan : 10 peluru

- Kaki kiri : 6 peluru

- Dada : 17 peluru

4. Kedua mata kanan dan kiri buta dikarenakan adanya beberapa peluru disekitar mata

5. Ada 1 lubang diameter 5mm dipipi kiri.

6. Gigi taring bagian bawah sebelah kiri patah.

7. Luka terbuka yang masih baru sebanyak 19 titik diperkiraan dari benda tajam.

8. Telapak kaki kiri tidak ada namun merupakan luka lama.

9. Testis kanan terdapat luka sayatan dan bernanah.

10. Lebam daerah paha kiri, dada kanan dan tangan kiri diperkirakan akibat benda tumpul.

11. Temuan dalam usus besar ada 3 biji buah kelapa sawit dan lambung berisi buah nanas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fariz Fadhillah
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper