Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Dekati 2%, ECB: Belum Saatnya Klaim Keberhasilan

Bank Sentral Eropa (ECB) menyatakan belum bisa mengklaim kesuksesannya dalam upaya mengembalikan inflasi, dan mempertahankan kebijakannya dari komplain terhadap perluasan kesenjangan.
Kanptr pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman/Reuters-Alex Domanski
Kanptr pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman/Reuters-Alex Domanski

Kabar24.com, JAKARTA - Bank Sentral Eropa (ECB) menyatakan belum bisa mengklaim kesuksesannya dalam upaya mengembalikan inflasi, dan mempertahankan kebijakannya dari komplain terhadap perluasan kesenjangan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Gubernur ECB Mario Draghi dalam rapat dengar pendapat dengan Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis.

“Meskipun kami yakin inflasi akan sesuai harapan, setidaknya mendekati level 2%, kami belum bisa menyatakan kemenangan itu di depan. Kebijakan moneter masih akan berkembang tergantung kepada data dan perlakuan yang konsisten,” ungkapnya, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (6/2).

Dengan ekonomi Zona Euro tumbuh dengan laju tercepatnya dalam sedekade, tingkat pengangguran turun, dan tanda awal-awal terkait tekanan inflasi terlihat, para pembuat kebijakan mempertimbangkan jalan keluar yang halus terkait program pembelian aset senilai 2,6 triliun euro atau setara dengan US$3,2 triliun.

Meskipun begitu, para pejabat ingin bergerak secara berhati-hati di tengah sejumlah kekhawatiran termasuk volatilitas nilai tukar, yang telah ditegaskan Draghi untuk terus dipantau.

Draghi datang ke Parlemen Eropa untuk membahas terkait laporan tahunan ECB 2016, tetapi pembuat kebijakan justru memberikan pertanyaan mengenai hal-hal yang lebih luas, mulai dari masalah keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) hingga dugaan pembiayaan Bank Sentral Hungaria terhadap pemerintah.

Legislator juga menyinggung tentang pergantian Wakil Gubernur ECB Vitor Constancio pada Juni. Anggota parlemen telah menyiapkan kandidat untuk masuk dalam nominasi. Irlandia menawarkan gubernur bank sentralnya Philip Lane. Sementara Spanyol, yang telah mengklaim posisi itu sejak 6 tahun lalu, masih belum memberikan nama kandidat.

Sementara itu, Draghi terlihat mengabaikan isu-isu tersebut dan fokus mempertahankan program pembelian obligasi ECB dari tuduhan bahwa mereka hanya menguntungkan negara-negara Eropa Selatan seperti Italia dengan mengorbankan penabung di Jerman.

“Tidak ada satupun negara yang secara spesifik yang paling mendapatkan keuntungan [dari program pembelian obligasi],” tegas Draghi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper