Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asean dan Australia Bahas Tantangan Keamanan dan Pertahanan Kawasan

Forum regional The Perth meeting Sub Regional Defence Ministers Meeting membahas proyeksi tantangan keamanan dan pertahanan di masa mendatang.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu melambaikan tangan usai konferensi pers di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (26/9/2017)./ANTARA-Rosa Panggabean
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu melambaikan tangan usai konferensi pers di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (26/9/2017)./ANTARA-Rosa Panggabean

Kabar24.com, JAKARTA – Forum regional “The Perth meeting Sub Regional Defence Ministers’ Meeting” membahas proyeksi tantangan keamanan dan pertahanan di masa mendatang.

Forum ini melibatkan Indonesia, Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, Singapura, Thailan dan Australia sebagai tuan rumahnya.

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengulang kembali komitmen delegasi enam negara yang telah menyetujui untuk dibentuknya “Our Eyes” pada Oktober 2017 di Clark, Pampanga, Filipina.

"Walaupun saat ini baru melibatkan enam dari sepuluh negara ASEAN, diharapkan di masa depan forum “Our Eyes” akan berkembang keanggotaannya secara lebih luas," kata Menhan, dikutip dari keterangan resminya, Jumat (2/2/2018).

Kerjasama keenam negara ini akan diperluas dengan mengajak empat negara anggota Asean lainnya yaitu Laos, Kamboja, Myanmar dan Vietnam untuk turut bergabung dalam mekanisme pertukaran informasi strategis ini.

Konsep ini adalah murni kerjasama untuk mengatasi ancaman terorisme dan radikalisme di kawasan tanpa adanya agenda politik didalamnya.

Terkait kerja sama 'Our Eyes', Menhan menyampaikan bahwa dalam waktu dekat akan dibentuk working group.

Working group ini terdiri dari empat atau lima orang dari masing-masing negara untuk bertemu secara periodik dan melangsungkan pertukaran informasi strategis terkait terorisme dan radikalisme.

Apabila suatu saat diperoleh hasil penilaian yang sangat mengkhawatirkan, working group dapat melapor kepada menteri pertahanan masing-masing terkait situasi yang berkembang.

Dari informasi strategis yang didapat, para menteri pertahanan dapat membuat kebijaksanaan dan saran yang lebih tepat kepada kepala negara, terkait upaya pemberantasan terorisme dan radikalisme.

Dalam kesempatan tersebut, Ryamizard menjelaskan agenda pembahasan mengenai “sharing information on the regional terrorism threat".

"Guna mengatasi potensi ancaman terorisme dan semakin menyebarnya radikalisme, Indonesia telah terlebih dahulu melaksanakan kegiatan kerja sama yang konkret," tekannya.

Kerja sama itu meliputi kemitraan trilateral di Laut Sulu dengan kegiatan patroli terkoordinasi di laut dan udara.

Ke depan, akan dilanjutkan dengan patroli terkoordinasi di darat yang ditujukan untuk membendung dan meminimalisir pengaruh segala bentuk aksi terorisme dan radikalisme yang berusaha masuk ke kawasan Asia Tenggara.

Indonesia juga menekankan untuk menaruh perhatian khusus atas krisis Rohingnya di Rakhine State Myanmar.

Pasalnya, jika tidak ada langkah konkret dan penangan bersama di kawasan secara tepat sasaran, para pengungsi yang rapuh ini dapat direkrut oleh kelompok ISIS untuk memperkuat jaringannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper