Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beras di Bali Diprediksi Surplus 26.000 Ton Januari Ini

Beras di Bali diprediksi mengalami surplus sebesar 26.135 ton pada Januari 2018 ini. Bahkan diprediksi, bulan selanjutnya hingga Juni 2018, surplus beras akan lebih tinggi lagi.
Pedagang menyusun karung berisi beras di pasar tradisional/JIBI-Endang Muchtar
Pedagang menyusun karung berisi beras di pasar tradisional/JIBI-Endang Muchtar

Kabar24.com, DENPASAR -- Beras di Bali diprediksi mengalami surplus sebesar 26.135 ton pada Januari 2018 ini. Bahkan diprediksi, bulan selanjutnya hingga Juni 2018, surplus beras akan lebih tinggi lagi.

Data Ramalan Kebutuhan Pokok Masyarakat milik Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bali, rata-rata setiap bulan masyarakat memerlukan 36.849 ton beras. Sementara, ketersediaan stok pada Januari 2018 yakni 62.984 ton. Sehingga masih tersisa 26.135 ton.

Sisa stok ini kemudian dibawa lagi untuk memebuhi kebutuhan Februari, da ditammbah pengadaan beras mencapai 70.000 ton. Hal ini juga berlaku untuk bulan-bulan selanjutnya hingga Juni 2018. Adapun sisa stok akhir pada Juni 2018 diprediksi mencapai 111.923 ton.

Sementara, stok beras yang dimiliki Bulog Bali hingga Januari 2018 mencapai 8,265 ton. Dengan kebutuhan beras bulog yang diserap masyarakat sebanyak 2.300 ton, beras jenis ini akan bertahan hingga 3,6 bulan ke depan.

Lantaran kondisi ini, Kepala Perum Bulog Bali Wahyu Susanto berani menyatakan harga maupun stok beras Pulau Dewata dalam keadaan aman bahkan hingga April mendatang.

"Kalau kita bicara stok tersedia, 3 bulan masih kondisi aman," katanya, Kamis (18/1/2018).

Walaupun surplus dan stok aman, Pulau Dewata akan kebagian beras impor dari pemerintah pusat mencapai 10.000 ton. Dia memastikan pembagian ini bukan karena beras di Bali kekurangan stok, namun sebagai cadangan jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Selain untuk cadangan stok di Bali, beras ini juga dapat dikirim ke wilayah Indonesia lainnya, jika nantinya diperlukan.

"Bali dapet untuk pemerataan stok tidak hanya untuk bali bisa juga untuk dikirim ke daerah lain," katanya.

Lantaran surplus, harga beras di Bali pun masih stabil hingga saat ini. Adapun harga beras medium yang tercatat di Disperindag Bali tidak melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni sebesar Rp9.350 per kg.

Data ini sudah berdasarkan pemantauan di 4 pasar terbesar di Bali yakni Pasar Badung, Nyanggelan, Kreneng, dan Pasar Agung. Beras medium yang dimaksud yakni beras keluaran bulog.

Sementara, Bali tidak memiliki beras medium keluaran petani lokal. Petani padi di Bali yang sebagian berada di Tabanan umumnya mengeluarkan beras dengan kondisi setara dengan beras premium.

Ada 2 jenis beras produksi petani Bali yang dicatat Disperindag yakni jenis Cap IR 64 dan biasa lokal. Harga kedua beras ini juga tidak melebihi HET beras premium yakni paling mahal sebesar Rp11.000 per kg.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali Kusumawati memastikan harga beras di Bali masih stabil dan tidak melebihi HET. Kondisi ini juga berlaku untuk bahan pokok yang lain seperti gula pasir maupun minyak goreng.

"Masih stabil kok, kan kita selalu operasi pasar," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper