Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kota di China Akui Palsukan Data Pertumbuhan Ekonomi

Sebuah kota industri di China kedapatan memalsukan data pertumbuhan ekonomi 2017. Kota Baotou merevisi proyeksi pendapatan fiskalnya untuk 2017. Angka yang sudah direvisi hampir 50% lebih rendah dari data yang sebelumnya dilaporkan.
Yuan/Bloomberg
Yuan/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah kota industri di China kedapatan memalsukan data pertumbuhan ekonomi 2017.

Seperti dilansir dari Reuters, Rabu (17/1/2018), kota Baotou merevisi proyeksi pendapatan fiskalnya untuk 2017. Angka yang sudah direvisi hampir 50% lebih rendah dari data yang sebelumnya dilaporkan.

Pemerintah Kota (Pemkot) Baotou mengatakan perubahan terjadi karena ada beberapa faktor, termasuk pemalsuan angka tambahan. Namun, tidak disebutkan bagaimana pemalsuan bisa terjadi dalam laporan maupun siapa pihak yang bertanggung jawab.

Baotou berada di Inner Mongolia Autonomous Region alias wilayah otonomi Mongolia Dalam. "Kami sudah mencoba mengubah pola pikir kami dan mengubah arah pengembangan kami," ujar Pemkot Baotou.

Pemkot Baotou juga berjanji akan mengurangi pinjaman daerah dengan cara memangkas proyek publik yang didanai kredit. Daerah ini telah dipaksa untuk menghentikan proyek subway-nya tahun lalu setelah pemerintah pusat mempertanyakan kemampuan finansial Pemkot Baotou.

Mongolia Dalam memangkas angka pertumbuhan industrinya hingga 40% untuk data 2016. Angka penerimaan fiskal untuk tahun yang sama juga mestinya 26% lebih rendah dari angka yang dilaporkan.

Beberapa hari sebelumnya, Pemerintah Mongolia Dalam dan Tianjin, sebuah kota pelabuhan di utara China, mengaku telah menaikkan angka ekonomi dan fiskal pada 2016.

Provinsi Liaoning menjadi daerah pertama yang mengakui sudah memalsukan data setelah mengumumkan manipulasi data fiskal periode 2011-2014, pada awal Januari 2017.

Pengakuan atas manipulasi data muncul bersamaan dengan gencarnya upaya Beijing membongkar praktik pinjaman berbahaya dan ditujukan untuk memangkas utang pemerintah daerah yang tidak terbayar. Pemerintah pusat mengindikasikan perubahan ke upaya mengedepankan pertumbuhan yang berkualitas dan tidak hanya berdasarkan angka-angka.

China dijadwalkan menyampaikan data PDB 2017 pada Kamis (18/1). Perdana Menteri (PM) Li Keqiang sudah memberikan sinyal bahwa pertumbuhan PDB akan berkisar 6,9%, naik dari 6,7% pada 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper