Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perpecahan Hanura Diprediksi Sejak Lama, 2 Hal Ini Penyebabnya

Organisasi independen Gerakan Muda Nurani Rakyat (Gemura) yang merupakan mantan organisasi sayap Partai Hanura menilai sosok Wiranto layak kembali dipercaya memimpin partai.
Ketua DPD Partai Hanura Sumatera Barat Marlis (tengah) bersama Ketua DPD Sumsel Mularis (kiri), Ketua DPD Kaltim Herwan Susanto (kanan), dan pengurus DPD lainnya menyampaikan pernyataan sikap mosi tidak percaya kepada Oesman Sapta Odang selaku Ketum Partai Hanura di kantor DPP Partai Hanura, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (16/1). Rencananya dalam waktu dekat pengurus DPD Hanura akan menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk mencari Ketua Umum yang baru menggantikan Oesman Sapta Odang karena
Ketua DPD Partai Hanura Sumatera Barat Marlis (tengah) bersama Ketua DPD Sumsel Mularis (kiri), Ketua DPD Kaltim Herwan Susanto (kanan), dan pengurus DPD lainnya menyampaikan pernyataan sikap mosi tidak percaya kepada Oesman Sapta Odang selaku Ketum Partai Hanura di kantor DPP Partai Hanura, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (16/1). Rencananya dalam waktu dekat pengurus DPD Hanura akan menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk mencari Ketua Umum yang baru menggantikan Oesman Sapta Odang karena

Kabar24.com, JAKARTA - Organisasi independen Gerakan Muda Nurani Rakyat (Gemura) yang merupakan mantan organisasi sayap Partai Hanura menilai sosok Wiranto layak kembali dipercaya memimpin partai.

"Untuk menghindari konflik yang berkepanjangan dan berpotensi melemahkan partai, bila perlu Pak Wiranto tampil kembali mengambil alih Hanura untuk menyelamatkan partai," kata Ketua Umum Gemura Oktasari Sabil melalui keterangan di Jakarta, Selasa (16/1/2018).

Oktasari yang pernah menjabat Wakil Sekjen Hanura saat Wiranto masih ketua umum, mengatakan dirinya tidak terlalu terkejut dengan konflik yang melanda Hanura saat ini.

Dia menekankan sejak awal sudah memprediksi, selepas ditinggal Wiranto, pasti akan muncul gejolak di tubuh Hanura.

Hal ini, menurutnya, disebabkan karena dua faktor. Pertama, proses transisi kepemimpinan dari Wiranto ke Oesman Sapta Odang (OSO) dinilai berjalan inkonstitusional, serta setelah Oesman Sapta memaksakan diri memimpin Hanura, terjadi migrasi politik di DPP Hanura.

Perpecahan Hanura Diprediksi Sejak Lama, 2 Hal Ini Penyebabnya


Dia mengungkapkan hampir separuh dari kepengurusan DPP Hanura di bawah kendali Oesman Sapta adalah orang-orang baru yang dibawa oleh OSO. Sebagian lagi merupakan orang-orang yang saat ini sebagai senator di DPD RI dan dari tempat lain yang belum mengenal mendalam Partai Hanura.

"Bisa dibayangkan bagaimana sebuah partai yang telah eksis 10 tahun lebih atau dua kali pemilu dipimpin dan dikuasai oleh orang-orang yang tidak pernah ada di partai," jelas Oktasari.

Kedua, gaya kepemimpinan yang terjadi di Hanura hari ini, kata dia, tidak lebih dari sebuah perusahaan yang hanya diatur oleh beberapa orang. 

"Jadi sekali lagi saya tidak kaget dengan konflik yang terjadi sekarang," terang Oktasari.

Perpecahan Hanura Diprediksi Sejak Lama, 2 Hal Ini Penyebabnya

Oleh karena itu pula, jelas dia, sesaat setelah DPP Hanura di bawah kepemimpinan OSO ditetapkan melalui surat keputusan Menkumham, dirinya selaku kader Hanura yang sejak awal berjuang dan membesarkan partai dan mencintai Hanura dari dalam hati nurani, langsung melayangkan gugatan ke PTUN Jakarta yang saat ini sedang dalam proses banding.

Oktasari menilai mosi tidak percaya terhadap OSO yang dilayangkan 27 DPD dan 400 lebih DPC, sebagaimana yang diberitakan, merupakan krisis kepercayaan yang baru pertama kali terjadi dalam demokrasi Indonesia.

Hal ini, menurut dia, sangat membahayakan bagi masa depan partai, apalagi menjelang pilkada serentak, pemilu legislatif dan pilpres. 

"Menurut saya, langkah pemecatan ini sudah sangat tepat sebagai bentuk penyelamatan partai agar Hanura yang sudah besar ini tidak malah menjadi partai gurem di bawah Oesman Sapta Odang," kata dia.

Perpecahan Hanura Diprediksi Sejak Lama, 2 Hal Ini Penyebabnya


Oktasari menilai seluruh senior dan kader harus mengambil pelajaran dari peristiwa ini sehingga dalam menentukan Ketua Umum nanti benar benar selektif. 

Dikatakan bahwa Wiranto sangat layak memimpin kembali Hanura. Namun jika Wiranto tidak berkenan, menurut dia, masih banyak kader Hanura yang memiliki potensi dan kualikasi baik seperti mantan Kapolri Chairudin Ismail, mantan Kasad Subagio HS, mantan MenPANRB Yuddy Chrisnandi, Ketua Fraksi Hanura Nurdin Tampubolon, serta anggota DPR RI Farid Alfauzy.

"Dari kalangan perempuan kader internal Hanura ada Tari Siwi, Anggi dan lain-lain. Jadi Hanura tak kekurangan kader untuk tampil menjadi ketua umum yang telah melewati berbagai proses kaderisasi bukan kaum imigran politik," tegas Oktasari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper