Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dituduh Rasis atas Haiti dan Afrika, Trump Bantah Sebut Shithole

Presiden Amerika Serikat Doland Trump membantah menyebut Haiti dan sejumlah negara di Afrika dengan sebutan shithole.
Presiden Amerka Serikat Donald Trump./Reuters
Presiden Amerka Serikat Donald Trump./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Doland Trump membantah menyebut Haiti dan sejumlah negara di Afrika dengan sebutan “shithole”.

Namun, orang nomor satu di Amerika Serikat itu tetap mempertahankan kritiknya bahwa rencana imigrasi terbaru oleh Senat akan memaksa negeri Paman Sam tersebut menerima orang dari negara-negara “yang berbuat buruk”.

Trump dikabarkan membuat tuduhan tersebut dalam rapat imigrasi pada Kamis (11/1/2018) di White House. Senator Partai Demokrat Dick Durbin mengatakan bahwa dalam rapat tersebut Trump menggunakan kata buruk dan vulgar, termasuk “shithole” ketika berbicara mengenai negara-negara di Afrika.

Komentar presiden dari Partai Republik itu dikecam karena rasis oleh politisi Afrika dan Haiti, oleh kantor hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sejumlah anggota parlemen A.S. dari kedua partai besar tersebut.

Trump, yang telah dituduh melakukan rasisme atas beberapa isu sejak dia menjabat setahun yang lalu, berusaha untuk mengembalikan komentar pada hari Jumat (12/1/2018) waktu setempat, membela diri di akun Twitter.

"Bahasa yang saya gunakan di pertemuan DACA sangat sulit, tapi ini bukan bahasa yang digunakan,” katanya dikutip dari Reuters hari ini Sabtu (13/1/2018).

Dia menambahkan bahwa dirinya tidak menggunakan kata yang menghina Haiti.

Trump juga membantah dengan mengatakan, “ (Saya tidak mengucapkan) sesuatu yang menghina warga Haiti, selain Haiti adalah tempat yang jelas-jelas buruk dan bermasalah.”

Menurut dua sumber, pada pertemuan Kamis, Trump mempertanyakan mengapa Amerika Serikat ingin menerima imigran dari Haiti dan negara-negara Afrika, merujuk pada beberapa orang, dia menyebutnya sebagai "negara-negara terpencil".

Sementara banyak anggota parlemen Partai Republik tetap diam dalam ucapan Trump, Paul Ryan, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, menyebut mereka "tidak beruntung" dan "tidak membantu”.

Sekelompok senator Republik dan Demokrat telah bekerja selama berbulan-bulan untuk membuat undang-undang yang akan melindungi 700.000 orang dewasa muda yang dibawa ke negara tersebut secara ilegal sebagai anak-anak dan kemudian terlindung dari deportasi di bawah sebuah program yang dikenal sebagai Tindakan Ditangguhkan untuk Kedatangan Anak, atau DACA.

Dalam serangkaian tweet pada hari Jumat, Trump juga mengemukakan bahwa momentum menuju kesepakatan untuk mempertahankan perlindungan semacam itu terhenti. "Yang disebut kesepakatan bipartisan DACA yang dipresentasikan kemarin untuk diri saya sendiri dan sekelompok Senator dan Kongres dari Partai Republik merupakan langkah mundur yang besar," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Irene Agustine
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper