Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bali Targetkan Investasi senilai Rp18,37 Triliun

Target investasi Bali pada 2018 mencapai Rp18,37 triliun atau lebih tinggi dari target 2017 dan 2016 yang masing-masing sebesar Rp14,73 triliun dan Rp11,79 triliun.
Pengerjaan patung Garuda Wisnu Kencana di Bali/Instagram @gwkbali
Pengerjaan patung Garuda Wisnu Kencana di Bali/Instagram @gwkbali

Kabar24.com, DENPASAR -- Target investasi Bali pada 2018 mencapai Rp18,37 triliun atau lebih tinggi dari target 2017 dan 2016 yang masing-masing sebesar Rp14,73 triliun dan Rp11,79 triliun.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Ida Bagus Made Parwata mengatakan target ini optimistis akan dicapai tahun ini. Hal itu melihat realisasi target tahun-tahun sebelumnya yang selalu tercapai. Adapun pada 2016 dengan target Rp11,79 triliun terealisasi Rp12 triliun. Sementara perhitungan realisasi investasi pada 2017 angkanya belum final, namun dia memastikan telah melebihi target.

Menurutnya, target investasi memang harus naik setiap tahun. Bahkan, target investasi pemerintah Bali lebih tinggi dari yang ditargetkan nasional.

"Meskipun tahun lalu investasinya tapi waktu produksinya 3 tahun, jadi tahun-tahun depannya pasti selalu ada investasi meskipun tidak ada yang terbaru," katanya, Kamis (11/1/2018).

Belum lagi dengan adanya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 91 tahun 2017 tentang percepatan pelaksanaan berusaha yang makin mempemudah masuknya investasi ke suatu daerah.

Adapun perpres ini memuat aturan satgas percepatan orang berusaha untuk mengawasi kinerja Dinas Permodalan agar investor tidak dihambat dalam melakukan investasi. Kedua, perpres ini juga mengatur pengunaan teknologi sehingga sistem menjadi terintegrasi.

"Untuk tim satgas kita sudah bentuk ketuanya ada sekda, pelaksana hariannya inspektur provinsi, dan anggota biro ekonomi," sebutnya.

Kata dia, realisasi investasi paling besar pada Pananaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) berada pada pada sektor tersier yakni pariwisata.

Adapun, investasi sektor tersier pada PMDN di setiap tahunnya dari 2013 hingga 2016 secara berturut-turut jumlahnya Rp7 triliun, Rp3 triliun, Rp6 triliun, dan Rp12 triliun.

Sementara sektor sekunder yakni industri kreatif dari 2013 sampai 2016 nilainya masing-masing sebesar Rp159 miliar, Rp430 miliar, Rp143 miliar, dan Rp407 miliar. Untuk sektor primer yakni pertanian dari 2013 hingga 2016 masing-masing sebesar Rp4 miliar, Rp20 miliar, Rp30 miliar, dan Rp11 miliar.

Sama halnya PMDN, investasi PMA paling tinggi juga diduduki sektor tersier. Adapun dari 2013 hingga 2016, jumlah investasi ke sektor tersier secara berturut-turut sebesar US$374 juta, US$420 juta, US $563 juta, dan US$ 287 juta.

Sementara, sektor sekunder dari 2013 sampai 2016 secara berturut-turut sebesar US$ 15 juta, US$ 6 juta, US$ 13 juta, dan US$ 7 juta. Sektor primer secara berturut-turut dari 2013, 2014, dan 2016 sebesar US$ 315 ribu, US$ 108 ribu, US$ 2 juta.

"Bali memang dominannya sektor tersier yakni ke pariwisata dan hotel," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper