Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Sambut Positif Perundingan Korut-Korsel

Amerika Serikat menyambut baik pembicaraan antara Korea Utara dan Korea Selatan pada hari Selasa (9/1/2018), dan mengatakan ini merupakan langkah awal untuk menyelesaikan krisis senjata nuklir Korea Utara.
Hwasong-14, peluru kendali antarbenua atau ICBM milik Korea Utara./Reuters
Hwasong-14, peluru kendali antarbenua atau ICBM milik Korea Utara./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat menyambut baik pembicaraan antara Korea Utara dan Korea Selatan pada hari Selasa (9/1/2018), dan mengatakan ini merupakan langkah awal untuk menyelesaikan krisis senjata nuklir Korea Utara.

Dilansir Reuters, Departemen Luar Negeri AS mengatakan Washington tertarik untuk bergabung dalam perundingan di masa depan, namun tetap berpegang pada desakannya bahwa Korut harus diarahkan pada denuklirisasi.

Dalam sebuah pernyataan bersama setelah 11 jam perundingan, Korea Utara dan Korea Selatan mengatakan bahwa mereka telah sepakat untuk mengadakan perundingan militer dan bahwa Korea Utara akan mengirim delegasi besar ke Olimpiade Musim Dingin bulan depan di Korea Selatan.

Namun, Korut menyatakan "keluhan" setelah Korsel mengusulkan untuk melakukan denuklirisasi semenanjung Korea.

"Jelas ini adalah perkembangan positif. Kami ingin perundingan nuklir terjadi, kami menginginkan denuklirisasi semenanjung Korea. Ini adalah langkah baik pertama dalam proses itu," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Steve Goldstein, seperti dikutip Reuters.

Kedua Korea mengatakan bahwa mereka sepakat untuk berunding lagi untuk menyelesaikan masalah dan mencegah konflik yang tidak disengaja, di tengah ketegangan yang tinggi mengenai program Korea Utara untuk mengembangkan rudal nuklir yang mampu menyerang AS.

"Semua senjata kita, termasuk bom atom, bom hidrogen dan rudal balistik, hanya ditujukan ke AS, bukan ke saudara kita, juga China dan Rusia," kata juru bicara utama Korea Utara, Ri Son Gwon.

"Ini bukan masalah antara Korea Utara dan Selatan, dan mengemukakan masalah ini akan menimbulkan konsekuensi negatif dan risiko mengubah semua pencapaian baik saat ini menjadi tidak berarti," kata Ri dalam sambutan penutup.

Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari pernyataan Korut menjadikan AS sebagai satu-satunya target potensial senjata nuklir mereka.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Korea Utara Kim Jong Un telah saling bertukar ancaman dan penghinaan tahun lalu, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan adanya perang baru di semenanjung Korea.

Amerika Serikat, yang memiliki 28.500 tentara yang ditempatkan di Korea Selatan sebagai warisan Perang Korea 1950-1953, awalnya menanggapi dengan dingin gagasan pertemuan antar Korea, namun Trump kemudian menyambut baik pertemuan itu dan menyatakan keterbukaannya untuk berbicara dengan Kim Jong Un

"Pada saat yang tepat, kita akan terlibat," kata Trump pada hari Sabtu, meskipun perundingan AS-Korea Utara tampaknya tidak mungkin dilakukan dalam waktu dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper