Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dilanda Badai, Warga Selandia Baru Terpaksa Mengungsi

Dilanda Badai, Warga Selandia Baru Terpaksa Mengungsi
Ilustrasi/Reuters-Dinuka Liyanawatte
Ilustrasi/Reuters-Dinuka Liyanawatte

Kabar24.com, JAKARTA - Hembusan angin kuat melanda North Island di Selandia Baru pada Jumat, merusak atap-atap, menumbangkan pohon-pohon, memutus aliran listrik dan memaksa warga masyarakat meninggalkan kota-kota di tepi laut yang terendam banjir.

Badai itu, yang mulai melanda pada Kamis, mereda di bagian atas North Island tetapi akan berlanjut melanda ketika bergerak ke selatan dan menghantam ibu kota, Wellington, kata para peramal.

Sebuah pohon menghantam mobil di Rotorua, kota di bagian timur Selandia Baru, menewaskan seorang wanita, kata polisi.

"Kami meminta orang-orang menghindari kawasan-kawasan lebih rendah dan pesisir di sepanjang Bay of Plenty karena permukaan air tinggi, dan kondisi sangat berbahaya," demikian kepolisian dalam sebuah pernyataan.

Di Kaiaua, sebuah kota pinggir laut di selatan Auckland, pihak berwenang menyerukan warga masyarakat untuk meninggalkan kota itu karena air pasang membanjiri pesisir.

"Suami saya berkata `Saya pikir kita perlu pergi` dan saya lihat air laut datang seperti tsunami. Datangnya benar-benar cepat," kata Diana Gausden harian the New Zealand Herald.

Auckland, kota terbesar di Selandia Baru, dilanda hujan dalam 24 jam, demikian Institute of Water and Atmospheric Research, yang menyarankan pihak berwenang menutup jalan-jalan utama dan membatalkan layanan ferry dan puluhan penerbangan.

Hembusan angin hingga 128 kilometer per jam merobek atap-atap, menumbangkan pohon-pohon dan mengacak-acak perahu-perahu yang sandar semalam, demikian media melaporkan.

Lebih 20.000 rumah tangga ditinggalkan tanpa aliran listrik pada Jumat, termasuk 12.000 di Auckland, kata media.

Penyedia listrik mengatakan mereka sedang bekerja memperbaiki berbagai fasilitas yang terpisah yang berpusat di Auckland. 

Badai itu berlangsung di musim panas yang kering dan jarang terjadi, dan telah mengakibatkan kekeringan di banyak kawasan-kawasan perladangan dan mengganggu produksi susu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper