Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2018, Zuckerberg Berkomitmen "Perbaiki" Facebook

Pemimpin Facebook Inc. Mark Zuckerberg berkomitmen memperkuat landasan perusahaan pada tahun ini, seiring dengan dinamika perkembangan situasi global.
Pendiri Facebook Mark Zuckerberg/Reuters
Pendiri Facebook Mark Zuckerberg/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin Facebook Inc. Mark Zuckerberg berkomitmen memperkuat landasan perusahaan pada tahun ini, seiring dengan dinamika perkembangan situasi global.

"Dunia terasa gelisah dan terpecah-pecah, Facebook memiliki banyak hal yang harus dilakukan," ujar Zuckerberg dalam status Facebook-nya, seperti dilansir Reuters, Jumat (5/1/2018).

Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya, resolusi Tahun Baru yang disampaikannya merupakan hal-hal yang personal. Misalnya, belajar bahasa Mandarin, membaca dua buku per bulan, dan bepergian ke negara-negara bagian di AS yang belum dikunjungi.

Tahun ini, Zuckerberg menggambarkan Facebook berada di persimpangan yang membutuhkan perhatiannya. Dia menyinggung penyebaran ujaran kebencian di media sosial, penggunaan Facebook oleh Rusia dan negara lain untuk menyampaikan propaganda, dan kritik bahwa platform buatannya itu bisa menjadi adiksi yang membuang-buang waktu.

Zuckerberg menyampaikan tantangan pribadinya tahun ini adalah fokus memperbaiki masalah-masalah penting itu. "Kami tidak akan mencegah semua kesalahan atau penyalahgunaan, tapi sekarang kami membuat terlalu banyak kesalahan dalam penerapan kebijakan dan mencegah penyalahgunaan media ini," paparnya.

Hal-hal yang disampaikannya memang sudah menjadi tantangan bagi para regulator di seluruh dunia. Namun, performa Facebook masih belum terganggu.

Media sosial ini melaporkan pendapatan bersih sebesar US$16 miliar dari total penjualan senilai US$36 miliar, pada selama 12 bulan yang berakhir pada 30 September 2017.

Baru-baru ini, Pemerintah Jerman menerbitkan aturan yang mengharuskan media sosial seperti Facebook dan Twitter untuk menghapus ujaran kebencian yang diunggah atau menghadapi denda. Di AS, sejumlah pengambil kebijakan telah mengkritisi Facebook karena gagal mencegah ikut campur Rusia dalam Pemilu 2016.

Selain itu, sejumlah mantan petinggi Facebook pun telah mempertanyakan apakah menggunakan media sosial itu dapat berujung pada sikap yang tidak sehat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper