Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Kecam China Akibat Transfer Minyak ke Korea Utara

Presiden AS Donald Trump memperingatkan China bahwa pengiriman minyak mentah dari Negeri Panda yang diduga ilegal ke Korea Utara membahayakan perdamaian.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump/Reuters
Presiden Amerika Serikat Donald Trump/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Presiden AS Donald Trump memperingatkan China bahwa pengiriman minyak mentah dari Negeri Panda yang diduga ilegal ke Korea Utara dapat membahayakan resolusi damai terhadap konfrontasi senjata nuklir dan program rudal Kim Jong Un.

Peringatan Trump tersebut disampaikannya melalui akun Twitternya. “Sangat kecewa karena China membiarkan minyak masuk ke Korea Utara. Tidak akan pernah ada solusi ramah untuk masalah Korea Utara jika ini terus terjadi!” tulis Trump.

Dilansir dari Bloomberg, Trump mengatakan bahwa dirinya bersikap lunak terhadap China dalam sektor perdagangan yang diharapkan dapat membantu Negeri Sam lebih jauh untuk menghentikan program nuklir Korut.

“Jika mereka [pemerintah China] tidak membantu kami, maka saya akan melakukan apa yang selalu saya katakan untuk saya lakukan,” kata Trump seperti dilansir New York Times.

Satelit mata-mata AS telah mengamati kapal-kapal China yang diduga memindahkan minyak ke kapal-kapal Korut sekitar 30 kali sejak Oktober.

Informasi ini dikabarkan oleh media Chosun Ilbo di Seoul pada 26 Desember lalu. Fox News merangkum laporan tersebut pada Rabu pekan lalu, namun pada Jumat, China membantah laporan penjualan minyak ke Korut.

Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan bahwa pada awal pekan ini China akan mengadili pelanggaran jika ada bukti yang kuat terkait pengiriman tersebut.

Negeri Panda juga mempertanyakan apakah negara-negara lain juga menerapkan bagian dari resolusi bersama dalam menyerukan penyelesaian damai terhadap konflik Korut.

“Saya berharap tidak lama lagi kita akan melihat tindakan keras orang-orang China terhadap beberapa kapal atau kilang yang memberi mereka [Korut] makan,” kata Bill Brown, adjunct professor di Georgetown University’s School of Foreign Service.

Seperti diketahui, pada pekan lalu, Dewan Keamanan PBB menyetujui sanksi yang lebih ketat terhadap negara pimpinan Kim Jong Un itu. Adapun sanksi terhadap Korut berupa pemotongan impor minyak mentah menjadi 2 juta barel per tahun dari 4,5 juta barel. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Eva Rianti
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper