Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Palestina Tarik Utusan Damai Dari AS

Palestina menarik delegasinya dari AS terkait pengakuan Negeri Paman Sam terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Dilansir BBC, Senin (1/1/2018), Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan dia tidak akan menerima rencana perdamaian dari AS karena keputusan Presiden AS Donald Trump terkait Yerusalem.
Seorang pria membentuk siluet saat meniupkan Shofar, tanduk biri-biri, dengan latar belakang Masjidil Aqsa (kanan) yang berlokasi di Kota Tua Yerusalem yang dikenal dengan Baitul Maqdis, Minggu (10/12/2017). /Reuters
Seorang pria membentuk siluet saat meniupkan Shofar, tanduk biri-biri, dengan latar belakang Masjidil Aqsa (kanan) yang berlokasi di Kota Tua Yerusalem yang dikenal dengan Baitul Maqdis, Minggu (10/12/2017). /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Palestina menarik delegasinya dari AS terkait pengakuan Negeri Paman Sam terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Dilansir BBC, Senin (1/1/2018), Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan dia tidak akan menerima rencana perdamaian dari AS karena keputusan Presiden AS Donald Trump terkait Yerusalem. Unjuk rasa dan bentrokan terjadi di Jalur Gaza setelah pengumuman ini disampaikan.

Kantor berita Palestina, Wafa, mengumumkan Menteri Luar Negeri Palestina Riad Al Maliki telah menarik utusan Palestinian Liberation Organisation (PLO) Husam Zomlot.

Sebanyak 13 warga Palestina telah tewas dalam aksi kekerasan setelah Trump menyampaikan keputusannya. Sebagian besar meninggal setelah bentrok dengan tentara Israel.

Status Yerusalem terkait langsung dengan konflik Israel-Palestina. Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara itu di masa depan.

Sementara itu, kekuasaan Israel terhadap Yerusalem tidak pernah diakui secara internasional dan semua kedutaan besar negara-negara mitra berlokasi di Tel Aviv. Sebuah resolusi PBB yang meminta AS membatalkan rencana memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem mendapat dukungan besar dari Sidang Umum PBB, belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Annisa Margrit
Sumber : BBC

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper