Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imunolog UI : Vaksin Difteri Hanya Bertahan 10 Tahun

Imunolog Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Iris Rengganis mengatakan vaksin difteri hanya mampu memberikan perlindungan selama 10 tahun.
Pekerja menunjukkan vaksin yang mengandung komponen difteri sebelum didistribusikan, di Bandung, Jawa Barat, Senin (18/12)./ANTARA-M Agung Rajasa
Pekerja menunjukkan vaksin yang mengandung komponen difteri sebelum didistribusikan, di Bandung, Jawa Barat, Senin (18/12)./ANTARA-M Agung Rajasa

Kabar24.com, JAKARTA - Imunolog Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Iris Rengganis mengatakan vaksin difteri hanya mampu memberikan perlindungan selama 10 tahun.

“Sehingga setelah 10 tahun, perlu diberikan booster atau penguat. Imunisasi untuk rentang usia dewasa tetap diperlukan sebagai upaya pencegahan sekaligus perlindungan kesehatan,” katanya melalui keterangan resmi yang diterima bisnis, Sabtu (30/12/2017).

Menurutnya, pemberian vaksinasi bagi  usia dewasa ini lebih diutamakan di daerah yang mengalami kejadian luar biasa (KLB) Difteri. Sementara diluar wilayah tersebut, vaksinasi hanya diutamakan kepada kalangan perawat, dokter, atau relawan kesehatan yang berinteraksi secara langsung dengan penderita.

Dia menjelaskan, pemberian vaksinasi bagi rentang usia dewasa dibedakan menjadi dua kategori, yaitu usia dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksin atau belum lengkap status imunisasinya, maka diberikan satu dosis vaksin Tdap, diikuti dengan vaksin Td sebagai penguat sebanyak tiga kali.

Pemberian dosis kedua harus berjarak empat minggu dari dosis pertama. Dosis ketiga diberikan setelah 6 sampai 12 bulan dari dosis kedua. Sementara jenis kedua ialah dewasa yang belum menyelesaikan tiga dosis vaksin Td seri primer diberikan sisa dosis yang belum dipenuhi.

Menurut data world health organization (WHO), selama 2000-2015, Indonesia masuk 10 daftar negara dengan penyebaran difteri terbesar di dunia. Kementerian Kesehatan pada tahun 2017 juga telah memetakan 6 wilayah di Indonesia dengan tingkat kasus penyebaran difteri terbanyak.

Keenam wilayah tersebut yaitu Jawa Timur (271 kasus), Jawa Barat (95 kasus), Banten (81 kasus), Aceh (76 kasus), Sumatera Barat (20 kasus), dan DKI Jakarta (16 kasus). Dari sejumlah kasus yang ada ini, 18% kasus dialami oleh rentang usia 19-40 tahun, kendatipun rentang usia terbesar penderita difteri berumur 1-18 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper