Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Standarisasi Pacu Produksi UMKM di Semarang Hingga 300%

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota Semarang terus begeliat, hal ini karena dukungan penuh dari pemerintah memajukan masyarakat melalui usaha yang mereka geluti.
Hartini Darmono bersama Sekertaris Utama BSN Puji Winarni/Bisnis.com
Hartini Darmono bersama Sekertaris Utama BSN Puji Winarni/Bisnis.com

Kabar24.com, SEMARANG - Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota Semarang terus begeliat, hal ini karena dukungan penuh dari pemerintah memajukan masyarakat melalui usaha yang mereka geluti.

Sejak diterapkan pemerintah bahwa segala bentuk UMKM harus melalui Standarisasi Nasional (SNI), banyak pengusaha Jateng yang menerapkannya .Salah satunya, adalah Bandeng Presto oleh oleh khas Semarang ini semakin diminati khususnya wisatawan yang berkunjung sehingga wajib berlebel SNI.

Hartini Darmono salah satu pelaku UMKM bandeng presto yang sudah sejak 3 tahun lalu mendaftarkan usahanya mengaku, sangat terbantu semenjak dirinya mendapatkan usahanya di Badan Standarisasi Nasional (BSN), yang mana setelah SNI bandeng presto buatannya sangat laku dipasaran.

"Kami sudah sejak tahun 2013 menerapkan standar SNI pada usaha yang digeluti, hasilnya sangat signifikan karena para pembeli semakin percaya setelah ada lebel SNI produksi meningkat 300%," tuturnya.

Dalam sehari bandeng presto Hartini mampu mengolah 600 kilogram ikan bandeng setelah sebelumnya hanya bisa memproduksi 200 kilogram ikan, ini berkat standar tinggi yang diterapkan oleh BSN. Sedangkan untuk omzet ia bisa mendapatkan jutaan rupiah dalam sekali produksi sebab harga bandeng presto kini Rp75.000 perkilogramnya. Sementara untuk keuntungan ia bisa mengambil 25% dari total penjualan semua bandeng yang ada.

Selain itu, ia juga terus melakukan berbagai upaya untuk mengajak berbagai UMKM lain di Jateng khususnya Semarang, untuk berani mendaftarkan ke BSN. Hal ini bertujuan agar UMKM Asli Jateng semakin dikenal masyarakat dan mudah memasarkannya sebab pembeli lebih yakin pada produk yang sudah berlebel SNI.

"Sebagai pelaku UMKM kami terus bersinergi untuk semakin memajukan usaha salah satunya dengan menaikan mutu serta kualitas produk salah satunya dengan menerapkan standar SNI dalam melakukan produksi maupun pengolahan ikan," tambahnya.

Sementara itu, Sekertaris Utama BSN Puji Winarni mengungkapkan bahwa sekarang banyak sekali industri yang dengan sadar mendaftarkan usahanya agar mendapatkan lebel SNI khususnya di Jateng. Karena komitmen pemerintah dalam memajukan dunia industri khususnya UMKM.

Saat ini ada sekitar 10.500 merk baik itu industri maupun UMKM yang sudah, mendapatkan lebel SNI sementara di Jateng baru ada 484 merk yang terdaftar. Hal ini berkat kesadaran para pengusaha dalam meningkatkan mutu serta kualitas prodak yang dimiliki.

"BSN terus melakukan sosialisasi, kepada seluruh UMKM khsus di Jateng antusiasme para pelaku usaha berbeda mereka menyambut baik rencana bahwa seluruh UMKM harus dilakukan standarisasi prodak yang mereka jual," ujarnya.

Secara nasional baru 300 UKM yang sudah mengantongi lebel SNI ini sangat sedikit, mengingat seluruh Indonesia terdapat 50 juta UKM baik itu skala kecil maupun menengah. In ini yang menjadikan PR cukup berat kepada BSN untuk melakukan standarisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper