Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Sebabnya Elektabilitas Ahok untuk Capres Masih Tinggi Walau Dipenjara

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang sedang menjalani hukuman 2 tahun bui karena perkara penodaan agama, menempati posisi nomor empat dalam survei elektabilitas tokoh menjelang Pemilihan Presiden 2019 buatan Indo Barometer.
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta./Instagram @basukibtp
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta./Instagram @basukibtp

Kabar24.com, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang sedang menjalani hukuman 2 tahun bui karena perkara penodaan agama, menempati posisi nomor empat dalam survei elektabilitas tokoh menjelang Pemilihan Presiden 2019 buatan Indo Barometer.

SIMAK : Ahok Unggah Foto Cantik dan Sederhana Veronica Tan Saat Ultah ke-40

Ahok mendapat 3,3 persen dari total 1.200 responden di 34 provinsi dalam survei yang dilakukan 15-23 November 2017 tersebut. Sedangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang mengalahkan Ahok secara mengejutkan pada Pilkada 2017, hanya selisih 0,3 persen dari Ahok dengan perolehan 3,6 persen.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berada di bawah Ahok, sedangkan posisi puncak diduduki Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Mengapa elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut masih tinggi?

“Pak BTP alias Ahok dikenal anti korupsi, bersih, dan transparan,” kata Jack Lapian kepada Tempo pada Senin (4/12/2017).

Jack adalah pendukung fanatik Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017 sekaligus pendiri BTP (Basuki Tjahaja Purnama) Network atau jaringan pendukung Ahok. Jack Lapian pula yang melaporkan Ahmad Dhani ke polisi dengan dugaan ujaran kebencian via media sosial Twitter.

BACA : Anies Berpotensi Lawan Jokowi di PIlpres 2019

Menurut dia, hasil survei Indo Barometer itu menunjukkan bahwa Ahok masih berada dalam top of mind publik secara nasional. Itu sebabnya, nama Ahok disebut oleh responden dalam jajak pendapat tersebut padahal Ahok masih berstatus narapidana.

Jack menuturkan, kampanye SARA ternyata tak meracuni mayoritas mastarakat Indonesia. Hasil survei Indo Barometer, dia melanjutkan, juga menyiratkan bahwa masyarakat sudah jenuh disuguhi konflik berlandaskan kebencian suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Jack Lapian lantas mengutip pidato Presiden Jokowi di Istana pada 4 November 2016 ketika sedang marak demonstrasi yang menuntut Ahok diadili karena penodaan agama.

"Agama telah ditunggangi oleh aktor-aktor politik," ujarnya menulangi ucapan Jokowi.

Menurut Jack, dari hasil survei Indo Barometer dapat dilihat bahwa masyarakat bisa menilai Ahok dengan hati nurani dan mengabaikan serangan soal SARA.

“Intinya dari hasil survei ini tampak Pancasila dan keberagaman agama. Ini sangat baik untuk keutuhan NKRI.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper