Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CSIS: Kinerja Ekonomi Jokowi-JK Belum Memuaskan, Kepercayaan Masyarakat Tinggi

Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies Philips Jusario Vermonte mengatakan mayoritas masyarakat belum puas dengan kinerja ekonomi pemerintah. Namun kepercayaan terhadap Presiden Joko Widodo sangat tinggi.
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) berfoto bersama dengan Wapres Jusuf Kalla (ketiga kanan), Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto (ketiga kiri), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri), Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno (kedua kanan), seusai acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/10)./ANTARA-Setpres Agus Suparto
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) berfoto bersama dengan Wapres Jusuf Kalla (ketiga kanan), Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto (ketiga kiri), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kiri), Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno (kedua kanan), seusai acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/10)./ANTARA-Setpres Agus Suparto

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies Philips Jusario Vermonte mengatakan mayoritas masyarakat belum puas dengan kinerja ekonomi pemerintah. Namun kepercayaan terhadap Presiden Joko Widodo sangat tinggi.

Hal itu dinyatakan Philips dalam pemaparannya di acara Bisnis Indonesia Economic Challenges 2018, Senin (4/12).

Dari hasil riset pihaknya yang melibatkan 1.000 responden di 34 provinsi di Indonesia, 42,2% menyatakan kondisi perekonomian keluarga saat ini tidak ada perubahan dibandingkan dengan lima tahun lalu.

Bahkan, 20,3% responden menyatakan lebih buruk, sedangkan hanya 37,5% yang menyebut baik. Begitu juga kondisi perekonomian Indonesia secara umum 35,9% menyatakan tidak ada perubahan dibandingkan dengan lima tahun lalu.

Sekitar 22,1% diantaranya beranggapan buruk dan hanya 41,7% responden yang berpersepsi baik. Di sisi lain, kata dia, tingkat kepuasan terkait kondisi pembangunan saat ini dibandingkan lima tahun lalu sangat tinggi.

Koresponden yang beranggapan pembangunan lebih baik mencapai 70,9%. Adapun yang beranggapan tidak ada perubahan hanya 19,8% dan yang menilai buruk 8,6%.

“Tingkat ekonomi kurang puas relatif tidak berubah dibandingkan pemerintahan sebelumnya. Tapi pembangunan tiga tahun terakhir sangat puas jauh lebih tinggi. Artinya masyarakat melihat pemerintah sedang bekerja. Yang penting menjaga tingkat kepercayaan meski ekonomi tidak berubah tapi trust tinggi. Itu belum dimiliki orang-orang lain yang ingin jadi presiden dan wakil presiden pada 2019,” ujarnya.

Selain itu, kepercayaan terhadap pemerintah tinggi karena ada komponen kebutuhan keluarga yang ‘diambil’ negara yaitu kesehatan dan pendidikan. Sebelumnya, masyarakat Indonesia kelas ekonomi bawah tidak punya akses yang baik terhadap kedua kebutuhan tersebut.

“Dan sekaramg hal itu diapreaiasi masyarakat, karena menyebtuh juga masyarakat jauh di luar Jakarta,” ujarnya.

Oleh karena itu, elektabilitas Joko Widodo saat ini cukup tinggi mencapai 59,9%. Namun menurutnya, sebagai calon petahana yang diperkirakan akan mengikuti kontestasi pemilu presiden 2019 modal elektabilitas itu masih kurang aman.

Sebabnya, sekitar 41% pemilih diperkirakan memiliki preferensi lain. Dia pun menyebut, saat ini penantang terkuat bagi Joko Widodo dalam pemilu presiden 2019 menurut pandangan responden adalah Prabowo Subianto dengan elektabilitas sekitar 24%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper