Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

20.000 Orang Israel Demo Netanyahu yang Diduga Korupsi

Sekitar 20.000 orang Israel berdemonstrasi di Tel Aviv pada Sabtu (2/12/2017) melawan korupsi di pemerintah dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang melakukan penyelidikan kriminal atas tuduhan penyalahgunaan jabatan.
Warga Israel memprotes Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terkait dugaan korupsi/Reuters
Warga Israel memprotes Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terkait dugaan korupsi/Reuters

Bisnis.com, JERUSALEM - Sekitar 20.000 orang Israel berdemonstrasi di Tel Aviv pada Sabtu (2/12/2017) melawan korupsi di pemerintah dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang sedang diselidiki atas tuduhan penyalahgunaan jabatan.

Demonstrasi tersebut merupakan demonstrasi mingguan anti-korupsi terbesar yang dipicu oleh tuduhan korupsi terhadap Netanyahu, yang membantah melakukan kesalahan.

Empat pemimpin diduga terlibat dalam dua kasus. Pertama menerima hadiah dari pengusaha kaya dan kedua melibatkan negosiasi kesepakatan dengan pemilik surat kabar untuk cakupan yang lebih baik dengan imbalan pembatasan pada pesaing setiap hari.

Protes Sabtu itu didorong oleh sebuah rancangan undang-undang yang diperkirakan akan diratifikasi oleh parlemen minggu depan, yang akan melarang polisi mempublikasikan temuannya dalam dua penyelidikan Netanyahu.

Seorang juru kamera Reuters dan media Israel memprediksi jumlah demonstran sekitar 20.000 orang. Polisi tidak akan memberikan perkiraan resmi.

Kritikus mengatakan rancangan undang-undang tersebut adalah upaya terang-terangan untuk melindungi Netanyahu dan membuat publik dalam kegelapan terkait penyelidikannya. Pendukung undang-undang tersebut mengatakan hal itu dimaksudkan untuk melindungi hak-hak para tersangka.

Netanyahu mengatakan dia tidak tertarik untuk mempromosikan undang-undang pribadi, tetapi dia belum memerintahkan kedua sponsornya, orang-orang yang dekat di partai Likud, untuk menarik tagihannya.

Netanyahu telah menggambarkan dirinya sebagai korban perburuan penyihir politik dan menuduhkan kasus-kasus tersebut terhadapnya: "Tidak akan ada apa-apa karena tidak ada apa-apa."

Jika dituntut, dia akan mendapat tekanan berat untuk mengundurkan diri atau bisa memanggil seorang pemerolehan untuk menguji apakah dia masih memiliki mandat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper