Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Status Gunung Agung Masih Dianalisis

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menganalisis status Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, setelah menyemburkan abu vulkanik ketika gunung berapi itu berada pada level III atau siaga.
Petugas mengamati grafik seismograf pemantauan aktivitas Gunung Agung di Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Selasa (21/11)./ANTARA-Fikri Yusuf
Petugas mengamati grafik seismograf pemantauan aktivitas Gunung Agung di Pos Pemantauan Desa Rendang, Karangasem, Bali, Selasa (21/11)./ANTARA-Fikri Yusuf

Kabar24.com, DENPASAR - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menganalisis status Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, setelah menyemburkan abu vulkanik ketika gunung berapi itu berada pada level III atau siaga.

"Perubahan status tergantung data pemantauan, tidak dapat kami prediksi, " kata Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana," dihubungi di Denpasar, Rabu (22/11/2017).

Menurut Devy  status gunung berapi dari level siaga menjadi awas tidak hanya ditentukan dari aktivitas penyemburan abu vulkanik tetapi mempertimbangkan parameter lain di antaranya tingkat kegempaan dan perubahan tubuh gunung atau deformasi.

Kondisi itu sama halnya ketika PVMBG menurunkan status sebelumnya dari level IV awas menjadi level III atau siaga saat ini.

PVMBG merekam aktivitas kegempaan gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu masih terhitung rendah yakni dua kali tremor nonharmonik, vulkanik dangkal (5), tektonik lokal (1), tektonik jauh (3).

Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 500-700 meter di atas puncak kawah dengan arah angin bertiup lemah ke timur.

PVMBG menyebutkan Gunung Agung meletus pada Selasa (21/11) sekitar pukul 17.05 Wita dengan menyemburkan abu berwarna kelabu hingga ketinggian mencapai sekitar 700 meter di atas puncak dengan angin bertiup lemah dari timur-tenggara.

Letusan itu memiliki tipe "freatik" atau terjadi karena adanya uap air bertekanan tinggi terbentuk seiring dengan pemanasan air bawah tanah atau air hujan yang meresap ke dalam tanah di dalam kawah kemudian kontak langsung dengan magma.

Letusan freatik disertai dengan asap, abu dan material yang ada di dalam kawah. Pasca-semburan abu vulkanik itu, beberapa desa di sekitar Gunung Agung terdampak hujan abu namun PVMBG menyebutkan intensitas masih tipis.

"Tim Tanggap Darurat PVMBG sedang di lapangan dan sudah menemukan abu, tapi intensitas abu masih tipis. Jadi semua tenang saja selama masih mengikuti rekomendasi PVMBG," imbuh Devy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper