Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank-Bank AS Hadapi Dilema

Terpilihnya Jerome Powell sebagai Kepala Bank Sentral AS (The Fed) yang baru oleh Presiden AS Donald Trump, menciptakan situasi dilematis bagi perbankan di Paman Sam
Ilustrasi/www.udku.com.au
Ilustrasi/www.udku.com.au

Bisnis.com, JAKARTA—Terpilihnya Jerome Powell sebagai Kepala Bank Sentral AS (The Fed) yang baru oleh Presiden AS Donald Trump, menciptakan situasi dilematis bagi perbankan di Paman Sam.

Seperti diketahui, dengan terpilihnya Powell dengan pandangan moneternya yang dovish, pergerakan imbal hasil obligasi AS relatif lebih terkendali atau tidak mengalami lonjakan maupun penurunan.

Di sisi lain, dengan terpilihnya Powell, maka rencana Trump untuk melakukan revisi undang-undang mengenai batas kecukupan modal perbankan, yang tercantum di UU Dodd Frank akan terbuka lebar. Pasalnya Powell telah mengindikasikan untuk bersedia melakukan revisi terhadap aturan tersebut.

"Powell mungkin akan memiliki beberapa efek positif bagi perbankan AS, terutama dari sisi deregulasi aturan. Pasalnya dia adalah penggemar deregulasi termasuk pada UU Dodd Frank," kata Art Hogan, Kepala Strategi Pasar di Wunderlich Securities di New York, seperti dikutip dari Reuters, Senin (6/11/2017).

Namun demikian, dengan relatif mendatarnya pergerakan imbal hasil obligasi AS, maka peluang perbankan AS untuk mendapatkan keuntungan tambahan makin tereduksi. Sebab, dengan melonjaknya imbal hasil maka keuntungan mereka akan terkerek.

Tercatat, bank-bank di AS meminjam ketika suku bunga rendah berada posisi yang rendah dan memberikan pinjaman pada tingkat suku bunga jangka panjang yang lebih tinggi. Strategi itu membantu mereka  menghasilkan keuntungan melalui peningkatan marjin bunga bersih.

Selain itu, meskipun belum mendapatkan kepastian melalui pernyataan resmi Powell mengenai rencana UU Dodd Frank. Para investor telah lebih dulu memprediksi bahwa pria berusia 64 tahun itu akan memberikan angin segar bagi bank-bank AS.

Hal itu tercermin dari indeks saham perbankan AS yang mengalami kenaikan 0,8% pada Jumat (3/11). Kenaikan itu mendapat dorongan terbesar dari kenaikan saham Bank of America yang naik 1,2% dan JPMorgan dengan 0,3%.

Kini para pelaku pasar tinggal menantikan pernyataan resmi dari Powell mengenai gambaran kebijakan moneter The Fed di masa depan yang lebih detil. Pasalnya, sejauh ini investor cenderung melihat Powell sebagai pribadi yang memiliki pandangan kebijakan moneter yang identik dengan Kepala The Fed saat ini yakni, Janet Yellen.

Adapun, Powell yang saat ini menjabat sebagai Anggota Dewan Gubernur The Fed tinggal menunggu proses konfirmasi dan verifikasi dari Senat AS. Apabila disetujui, maka dia akan langsug dilantikan menggantikan Yellen, yang habis masa jabatannya pada Februari 2018.

Di sisi lain,  sejumlah pengamat menilai pria yang saat ini menjabat sebagai Anggota Dewan Gubernur The Fed tersebut akan dapat melaluinya dengan mudah.

Pasalnya, kendati bukan pilihan utama para pejabat Partai Republik, Powell sejatinya adalah seorang Republikan sejati. Di sisi lain, dia juga memiliki rekam jejak sebagai pria yang disukai oleh pejabat Partai Republik.

Sebelumnya, pascadiumumkan oleh Trump sebagai Kepala The Fed pilihannya, Powell menyatakan diri untuk terus mengawal The Fed sebagai lembaga moneter yang kredibel. Dia berjanji akan menyesuaikan diri dengan risiko keuangan yang ada dan terus memahami dampak kebijakan The Fed kepada AS dan negara lain.

"Jerome Powell dianggap sebagai seorang yang dovish dan juga seseorang yang membawa kontinuitas. Ini akan membantu meyakinkan pasar keuangan Asia bahwa The Fed akan terus mengambil kebijakan secara bertahap dan terukur untuk memperketat kebijakan moneter AS," kata kata Rajiv Biswas, Kepala Ekonom IHS Markit untuk kawasan Asia Pasifik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper