Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lembaga Filantropi & Baznas Bersinergi Dukung Pencapaian SDGs

-Potensi sumbangan perusahaan di Indonesia untuk kegiatan filantropi, atau kedermawanan sosial, mencapai sekitar Rp12,45 triliun atau rata-rata sebesar Rp1,04 triliun per bulan.
Warga beraktivitas di rumah semi permanen yang berada di kawasan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta. Ilustrasi/Antara-Aprillio Akbar
Warga beraktivitas di rumah semi permanen yang berada di kawasan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta. Ilustrasi/Antara-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA-Potensi sumbangan perusahaan di Indonesia untuk kegiatan filantropi, atau kedermawanan sosial, mencapai sekitar Rp12,45 triliun atau rata-rata sebesar Rp1,04 triliun per bulan.

Direktur Eksekutif Filantropi Indonesia, Hamid Abidin, mengatakan potensi filantropi sangat besar itu bahkan dalam Giving Index yang digelar Charity Aid Foundation (CAF), membuat posisi Indonesia sebagai negara paling dermawan kedua di dunia setelah Myanmar.

“Sayangnya, potensi ini masih belum dimobilisasi secara maksimal dan alokasi sumbangannya masih terfokus program kedaruratan atau kebencanaan, keagamaan, penyantunan, dan pelayanan sosial,” katanya, Kamis (2/11/2017).

Menurutnya, Indonesia perlu dana untuk pencapaian tujuan sutainable development goals (SDGs) yang disepekati secara global dapat terpenuhi pada 2030 itu membutuhkan dana yang tidak sedikit, mencapai sekitar US$3,5 triliun-US$5 triliun per tahun di negara berkembang.

Karena itu, lanjutnya, tidak mungkin pemerintah, lembaga donor, serta filantropi dan bisnis bekerja sendiri-sendiri. Tetapi, perlu ada kemitraan lintas sektor terutama dalam mengatasi permasalahan di tingkat pemerintahan daerah dan komunitas.

“Agar kemitraan antar sektor dan pemangku kepentingan dapat berjalan baik, maka harus ada pendekatan inklusif, komunikasi yang terbuka, serta komitmen dari semua pihak,” ujarnya.

Dia menjelaskan SDGs sendiri bisa menjadi sarana memperluas kemitraan serta jaringan para pelaku filantropi, organisasi nirlaba, perusahaan, pemerintah daerah maupun komunitas di Indonesia untuk mengembangkan kerja-kerja pemberdayaan masyarakat.

Dengan menggunakan alat ukur pencapaian SDGs, imbuhnya, organisasi-organisasi tersebut dapat meningkatkan kapasitas lembaga mereka masing-masing, terutama dalam hal pencapaian program.

Sementara itu Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bambang Sudibyo, mengatakan pelaksanaan program SDGs di Indonesia dapat direalisasikan dengan memanfaatkan dana zakat yang tahun ini terkumpul lebih dari Rp5 triliun.

“Namun, sebenarnya potensi zakat nasional jauh lebih besar dari itu yakni mencapai Rp217 triliun per tahun, dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 37%,” katanya.

Menurutnya, Baznas dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) berkomitmen untuk mengumpulkan zakat, infak dan sedekah mencapai sekitar Rp8,77 triliun yang antara lain digunakan untuk mengentaskan fakir miskin sebanyak 1% dari total populasinya di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nurudin Abdullah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper