Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Ritel Jepang Naik 2,2%

Penjualan ritel Jepang berhasil meningkat pada September. Walaupun demikian, data tersebut dianggap belum mampu mengerek konsumsi pribadi masyarakat Jepang secara keseluruhan.
Seorang wanita di toko Uniqlo Fast Retailing di Tokyo, Jepang (24/1/2017)./.Reuters-Kim Kyung-Hoon
Seorang wanita di toko Uniqlo Fast Retailing di Tokyo, Jepang (24/1/2017)./.Reuters-Kim Kyung-Hoon

Bisnis.com, JAKARTA—Penjualan ritel Jepang berhasil meningkat pada September. Walaupun demikian, data tersebut dianggap belum mampu mengerek konsumsi pribadi masyarakat Jepang secara keseluruhan.

Pemerintah Jepang melaporkan penjualan ritel naik 2,2% pada September secara year on year (yoy), meskipun raihan tersebut lebih rendah dari prediksi pasar yakni 2,3%. Namun demikian, penjualan ritel tersebut meningkat 0,8% dari Agustus atau sesuai perkiraan pasar,

Sementara itu, penjualan di department store dan supermarket naik 1,9% secara yoy. Capaian itu melampaui perkiraan pasar yang mencapai 1,5%.

“Jika Anda melihat konsumsi pribadi secara keseluruhan. Kita seharusnya akan melihat penurunan pada kuartal III/2017. Masih kuatnya penjualan ritel bulan lalu, merupakan sebagian efek dari catatan yang sangat kuat pada kuartal II/2017,” kata Muto, kepala ekonom di Tokai Tokyo Research Center, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (30/10/2017).

Dia menambahkan, meskipun konsumsi swasta telah menjadi pendorong ekspansi ekonomi Jepang, namun data positif itu gagal diimbangi oleh pertumbuhan upah pekerja. Hal itu diperkirakan akan menekan konsumsi masyarakat pada semester II/2017.

"Saya pikir konsumsi akan menjadi semacam rem pada angka kuartal III/2017," kata Marcel Thieliant, ekonom senior Jepang di Capital Economics.

Dia memperkirakan, konsumsi pribadi bakal turun 0,3% pada kuartal III/2017 dari periode April-Juni 2017.

Adapun, data penjualan ritel ini datang bersamaan dengan pertemuan dewan gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ) selama dua hari yakni pada 30-31Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper