Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Jateng-DIY Sasar Ponpes Perbanyak LKM

Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional 3 menyasar podok pesantren(Ponpes) untuk memperbanyak lembaga keuangan mikro syariah (LKMS).
Karyawan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beraktivitas di ruang layanan Konsumen, Kantor OJK, Jakarta, Senin (23/10)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Karyawan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beraktivitas di ruang layanan Konsumen, Kantor OJK, Jakarta, Senin (23/10)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com SEMARANG – Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional 3 menyasar podok pesantren (Ponpes) untuk memperbanyak lembaga keuangan mikro syariah (LKMS).

Kepala Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional (OJK KR) 3 Bambang Kiswono mengatakan pihaknya mendorong lembaga keuangan yang sudah ada di lingkungan pondok pesantren untuk bertransformasi menjadi LKMS. Meski begitu ia menyerahkan ke masing-masing pengurus waktu untuk membentuk kelembagaan LKMS.

“Kami akan bertahap meningkatkan jumlah LKMS di Jawa Tengah,” kata Bambang di Semarang, Senin (23/10).

Otoritas Jasa keuangan mencatat hingga Agustus 2017 Jawa Tengah merupakan daerah dengan pendirian lembaga keuangan mikro terbesar di Indonesia. Dari saat ini 165 LKM yang ada di Indonesia baik berbentuk syariah maupun umum, sebanyak 100 LKM atau 60,6% diantaranya berada di Jawa Tengah. Sedangkan dari LKM terdaftar ini hanya tiga yang berbentuk syariah.

Jumlah ini bertambah dua LKM Syariah lagi seiring ditetapkannya LKM Syariah Amanah Berkah Nusantara, Purwokerto dan LKM Syariah Bank wakaf Alpansa, di Klaten pada pekan lalu.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan pendirian LKM Syariah merupakan salah satu upaya untuk mengatasi ketimpangan dan kemiskinan di masyarakat.

“LKM Syariahbertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan melalui pemberdayaan masyarakat di lingkungan pesantren. Karakteristik utama lembaga ini adalah adanya pendampingan dan pendekatan kelompok, tidak menghimpun dana dari masyarakat, sumber dana berasal dari para donatur, dan menyalurkan pembiayaan dengan imbal hasil rendah, setara 3%,” kata Wimboh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper