Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KABAR PASAR 24 OKTOBER: Sinergi 2 Raksasa Tambang, Pengemplang Pajak Sulit Sembunyi

Berita tentang sinergi dua raksasa pertambangan mineral dalam pembangunan pabrik pemurnian emas serta rencana penerbitan aturan baru yang semakin mempersulit praktik penghindaran pajak menjadi sorotan sejumlah media massa hari ini, Selasa (24/10/2017).
Amman Mineral/Jibi
Amman Mineral/Jibi

Bisnis.com, JAKARTA – Berita tentang sinergi dua raksasa pertambangan mineral dalam pembangunan pabrik pemurnian emas serta rencana penerbitan aturan baru yang semakin mempersulit praktik penghindaran pajak menjadi sorotan sejumlah media massa hari ini, Selasa (24/10/2017).

Berikut rincian topik utama di sejumlah media nasional hari ini:

Sinergi 2 Raksasa Tambang. Dua raksasa pertambangan mineral di Tanah Air, PT Amman Mineral Nusa Tenggara dan PT Freeport Indonesia, akhirnya masuk ke sektor hilir dengan membangun pabrik pemurnian emas. (Bisnis Indonesia)

Tantangan Masih Mengadang. Di tengah target optimistis pemerintah menggenjot kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB nasional dalam 2 tahun ke depan, pelaku usaha justru menyoroti beberapa hal yang masih menjadi kendala. (Bisnis Indonesia)

Sepeda Motor Terapkan Euro 4. Setelah diterapkan untuk kendaraan bermotor roda empat dan lebih, standar emisi Euro 4 rencananya juga diterapkan untuk sepeda motor. Saat ini, industri sepeda motor nasional masih menggunakan standar emisi Euro 3. (Bisnis Indonesia)

Pengemplang Pajak Sulit Sembunyi. Para wajib pajak yang tak patuh atau melakukan praktik penghindaran pajak sebentar lagi tak bisa memiliki tempat sembunyi. Pasalnya, setelah penerbitan Undang- Undang No.9/2017 tentang Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan, pemerintah juga akan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Prinsip
Mengenali Pemilik Manfaat dari Korporasi atau Beneficial Ownership. (Bisnis Indonesia)

IPO, PP Presisi Bidik Dana Rp2,3 T. PT PP Presisi, anak usaha PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), menargetkan perolehan dana sebesar Rp1,8-2,3 triliun dari penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Perseroan menawarkan sebanyak 4,23 miliar saham baru atau setara 35%. Harga IPO berkisar Rp430-550 per saham. (Investor Daily)

Kalah Saing, ORI 14 Gagal Capai Target. Hasil penjualan Obligasi Negara Ritel seri 14 (ORI014) meleset jauh dari target. Pemerintah hanya berhasil menyerap Rp8,95 triliun dari surat utang ritel ini. Padahal, target indikatif yang ditetapkan pemerintah mencapai Rp20 triliun. (Kontan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper