Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menggali Harta Karun Sejarah di Museum Nasional Taiwan

Sebuah bangunan berdiri megah tidak jauh dari pusat Kota Taipei, dengan tembok dominan terbuat batu marmer putih dan beratap hijau, dan rancang bangunnya berundak layaknya istana kekaisaran China yang kerap muncul dalam berbagai film kolosal Mandarin.
Taiwan/taiwan.gov.tw
Taiwan/taiwan.gov.tw

Bisnis.com, TAIPEI - Sebuah bangunan berdiri megah tidak jauh dari pusat Kota Taipei, dengan tembok dominan terbuat batu marmer putih dan beratap hijau, dan rancang bangunnya berundak layaknya istana kekaisaran China yang kerap muncul dalam berbagai film kolosal Mandarin.

Bangunan tersebut ialah Museum Nasional Taiwan atau "National Palace Museum" menyimpan harta kekayaan sejarah negara yang tidak dapat ditakar nilai materinya.

Museum ini tidak hanya menyimpan artefak yang menjadi saksi peradaban bangsa China sejak 5.000 tahun yang lalu, tapi juga tempat penyimpanan ribuan benda-benda berharga yang terbuat dari emas dan batu giok.

Monica Hsiao, salah seorang pemandu perjalanan menjelaskan, Museum Nasional Taiwan menyimpan sejarah besar peradaban bangsa China tidak hanya di Taiwan, namun juga dari China daratan.

Jika kita berkunjung ke Kota Terlarang atau "Forbidden City" di Beijing, China, maka di dalamnya tidak ditemukan artefak sejarah dalam jumlah besar, hal itu karena hampir semua isinya telah disimpan di Museum Nasional Taiwan ini, pungkas Monica.

Oleh karenanya, museum yang ditaksir menyimpan sekitar 620.000 benda dan artefak sejarah ini menerapkan mekanisme keamanan yang ketat bagi para pengunjung.

Sebelum memasuki seksi ruang pameran, pengunjung diwajibkan melewati gerbang pemeriksaan dan tidak diperbolehkan membawa tas, makanan atau minuman ke dalam museum.

Pihak museum hanya memperbolehkan pengunjung membawa tas berukuran maksimal setara kertas A4, lebih dari itu tidak diperbolehkan.

Untuk menghindari pencurian, kotak-kotak display artefak dilengkapi dengan kaca anti-pecah, tentu ditambah juga dengan pengawasan dari sejumlah petugas yang berpatroli di dalam museum.

Bahkan Monica pun mengatakan, tidak jauh dari museum terdapat sebuah ruangan bawah tanah atau bunker khusus yang menyimpan benda-benda spesial.

Bunker tersebut dibangun puluhan meter di bawah sebuah bukit dan diklaim tahan terhadap serangan bom yang dijatuhkan dari udara sekali pun.

Batu Giok

Dengan rekam jejak sejarah yang sangat panjang, peradaban bangsa China telah berkembang dalam spektrum yang begitu luas dan memiliki pengaruh dalam peradaban kebudayaan lain di dunia.

Sebut saja bangsa China atau keturunannya yang tersebar di berbagai belahan dunia dan melebur ke dalam peradaban lokal, bahkan tidak jarang kebudayaannya memberikan nuansa baru bagi kearifan lokal setempat.

Juga dari segi kuliner misalnya, mie, tahu, atau "Chinese Food" sukses menjadi primadona banyak orang dan bahkan mengalami modifikasi di sejumlah negara meski berbeda latar.

Namun masih banyak yang kurang memahami bahwa kebudayaan China juga lekat dengan Batu Giok.

Bagi mereka, batu jenis ini diyakini memiliki karakter magis yang bisa membawa peruntungan dan nasib baik bagi pemilik atau pemakainya.

Kedekatan peradaban China dengan Giok juga dapat disaksikan melalui koleksi artefak yang berada di National Palace Museum, dengan beragam benda berbahan dasar Giok mulai dari patung kecil seukuran blok mainan "Lego" hingga sebesar kepala manusia dewasa.

Koleksi yang paling terkenal di museum tersebut ialah Giok yang dipahat membentuk sayur daun Sawi.

Kecantikan Giok tersebut terletak pada bentuk pahatan yang sempurna, dipadukan dengan jenis batu Giok langka dengan gradasi warna putih bagian pangkal Sawi dan hijau di bagian daunnya.

Giok yang diberi nama "Jadeite Cabbage" tersebut tidak dibuat dari dua batu yang berbeda warna, namun hanya dari satu Giok, pungkas Monica menjelaskan keistimewaan kerajinan yang berasal dari Dinasti Qing (1644-1911 masehi) itu.

Jenis Giok tersebut terbilang langka, katanya melanjutkan, mengingat lazimnya Giok hanya terdiri dari satu warna saja.

Selain itu, di bagian ujung-ujung daunnya juga diukir beberapa ekor belalang dengan menggunakan batu yang sama.

Dalam budaya China, belalang atau serangga melambangkan kesuburan dan pengharapan rezeki yang tidak pernah putus, dengan mengadopsi karakter serangga yang mampu bertelur ratusan hingga ribuan telur dan memberikan penghidupan bagi banyak generasi baru.

Selain itu, terdapat juga sebuah batu Giok berbentuk balok memanjang setinggi sekitar 25-30 cm berwarna coklat gelap.

Balok Giok bernama "Jade Cong Tube" dan berasal dari 2.500-2.200 tahun sebelum masehi itu tidak memiliki ukiran khusus, hanya terdapat pahatan simpel berupa garis memanjang berkisi-kisi dari bagian pangkal hingga ujungnya.

Meski terlihat sangat sederhana, namun bentuk batu Giok ini digunakan sebagai inspirasi rancangan gedung Taipei-101 yang menjadi salah satu bangunan tertinggi di dunia, tutur Monica.

Pengetahuan Aktif

Berkunjung ke Taiwan tidak lengkap rasanya jika tanpa mengunjungi Museum Nasional Taiwan, yang digadang sebagai salah satu dari lima museum terbaik di dunia.

Rasanya penobatan gelar tersebut tidak salah, mengingat koleksi dan tata ruang museum tersebut yang begitu memukau.

Selain memberikan keterangan pada tiap koleksinya, museum juga membagi secara akurat artefak berdasarkan periode masa yang juga diberikan perbandingan dengan perkembangan peradaban dari kebudayaan lain di masa yang sama.

Menurut Norkamarul bin Norzam, salah seorang pengunjung, keterangan penjelasan semacam itu dapat mempermudah pengunjung untuk memahami peradaban China secara kontekstual.

Akan sulit jika membaca artefak hanya berasal dari tahun dalam peradaban China, namun jika dibandingkan dengan peradaban budaya lain justru akan semakin mudah dipahami, ujar pengunjung asal Malaysia tersebut.

Selain itu pengetahuan pasif, museum juga memberikan fasilitas agar pengunjung mendapat pengetahuan secara aktif.

Di dalam museum terdapat sebuah ruang yang menampilkan ratusan dokumen berupa surat hingga buku yang berisi perjanjian kerajaan, surat kerja sama kuno, hingga kebijakan-kebijakan tertentu.

Pengunjung dapat membaca teks asli dokumen tersebut dan pihak museum juga memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk membuat cap stempel kuno yang biasa tertera pada surat-surat kerajaan.

Stempel yang digunakan pun beragam, mulai dari stempel raja-raja dari berbagai generasi hingga stempel khas daerah tertentu di China pada masa lampau.

Pengunjung dapat menggunakan sebuah stempel tiruan yang berada di dalam ruangan, lalu memberikan tinta berwarna merah dan kemudian cap raja dapat dibubuhkan pada media kertas apa pun yang disukai seperti buku pribadi atau foto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper