Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Usung Bisnis Forum Dalam KTT D-8 Mendatang

Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla sebagai pemimpin Delegasi Indonesia pada KTT D-8 ke-9 menilai perlu adanya pertemuan Bisnis Forum secara reguler yang melibatkan para pengusaha di acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT).

Kabar24.com, JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla sebagai pemimpin Delegasi Indonesia pada KTT D-8 ke-9 menilai perlu adanya pertemuan Bisnis Forum secara reguler yang melibatkan para pengusaha di acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT).

Fokus utama Organisasi Developing Eight (D-8) adalah kerjasama di bidang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, namun pada kenyataannya belum sepenuhnya organisasi tersebut mencapai tujuan dari misinya.

“Dalam kaitan ini saya ingin mengusulkan pertemuan regular yang bersamaan dengan KTT D8 yakni adanya Bisnis Forum,” ucapnya di Lutfi Kirdar International Convention & Exhibition Center, Istanbul, Jumat (20/10/2017).

Lebih lanjut Wapres mengungkapkan capaian dan target perdagangan antar angota D-8 ditahun 2015 yang mencapai100 milyar USD atau hanya mencapai 6,6 persen dari total seluruh perdagangan anggota D-8. Itu masih jauh dibawah target yang hendak dicapai pada tahun 2018 senilai 303 Milyar USD atau  20 persen dari total perdagangan D-8.

“Maka dari itu, penting bagi kita melipat gandakan upaya perdagangan antar kita, yang terpenting adalah memaksimalkan perjanjian preferensi perdagangan,”ungkapnya.

“Dalam forum ini yang terpenting adalah mencari langkah kreativitas untuk memperkuat kerjasama di dalam D8,”ujar Wapres.

Di kesempatan tersebut, Wapres juga mengutarakan 3 cara untuk peningkatan kesejahteraan anggota D-8.

“Dalam kesempatan ini ijinkan saya menyampaikan 3 langkah untuk memperdalam kerjasama kita. Yang pertama, kita harus membangun kemitraan yang kuat dengan sektor swasta dalam agenda kerjasama D-8,” terangnya.

“Karena kerja sama ekonomi bukanlah tanggung jawab sepenuhnya pemerintah maka kita harus mempromosikan kerja sama di semua sektor, utamanya  sektor swasta,” sambung Wapres.

Langkah kedua menurut Wapres adalah kerjasama di sektor maritim sebagai alat penting dalam perdagangan. Yang ketiga, Wapres menyerukan untuk mempromisikan kerja sama Selatan-Selatan sebagai ekspansi bagi peluang ekonomi di dalam Organisasi D-8.

Tak lupa Wapres menyebut yang tidak kalah pentingnnya adalah  untuk merevitalisasi dan meremajakan organisasi D8, melalui pendekatan yang prakmatis dan berorientasi pada hasil guna di dalam bekerja sama. “Karena itu, Deklarasi Istanbul 2017 dan rencana aksi D-8 yang  akan datang harus menandai  sebuah perencanaan penting kedepannya,” jelasnya.

Selain itu di forum yang sama, Wapres memanfaatkan untuk menarik dukungan terkait pencalonan Indonesia untuk menjadi Anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

“Dalam hal ini, Indonesia sedang berkampanye  untuk menjadi anggota tidak tetap  Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk periode 2019-2020,”pungkasnya.

KTT yang mengusung tema memperluas peluang melalui kerjasama di hadiri oleh Presiden Turki Erdogan yang didampingi menteri Luar Negerinya, dari Malaysia Deputy Prime Ministernya, dari Iran Wakil Presidennya, dari Negeria Presiden dan Menteri Luar Negerinya, Indonesia Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Luar Negeri Reto LP Marsudi  sementara Mesir dan Banglades hadir tingkat menterinya. Selain itu juga ada 2 negara non anggota yang hadir yaitu Guinea dan Azerbaijan. Sedangkan 7 organisasi yang hadir salah satu Unesco dan OKI (Husain Abdullah-Jubir Wapres RI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper