Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Segera Terbitkan Obligasi Berdenominasi Dolar AS

China selangkah lagi menerbitkan obligasi berdenominasi dolar AS setelah terakhir kali dilakukan pada 2004.
Ilustrasi: Bursa China/Reuters
Ilustrasi: Bursa China/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—China selangkah lagi menerbitkan obligasi berdenominasi dolar AS setelah terakhir kali dilakukan pada 2004.

Salah satu pejabat pemerintahan China yang enggan disebutkan namanya mengatakan, langkah itu dilakukan dengan memanfaatkan lonjakan minat pasar utang global dan domestik yang sedang terjadi.

Indikasi dilaksanakannya kebijakan itu muncul setelah Kementerian Keuangan bertemu sejumlah bankir di Beijing pada Rabu (11/11/2017).

“Salah satu agendanya adalah membahas proses penjualan obligasi tersebut,” kata salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (11/11/2017).

Namun demikian, langkah itu rencananya tidak akan dilakukan pada bulan ini.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan China menyebutkan dalam keterangan resminya bahwa pihaknya akan menjual obligasi pemerintah berdenominasi dolar AS senilai US$2 miliar.

Pemerintah China memperkirakan permintaan pada obligasi tersebut akan didominasi investor dalam negeri. Hal itu akan membuat Beijing tak perlu repot-repot menggalang dana dari investor luar negeri.

Analisis itu didasarkan pada kondisi Negeri Panda saat ini yang menjadi pasar utang domestik terbesar ketiga di dunia.

Sementara itu, para pengamat memprediksi pasar akan memandang penerbitan obligasi pemerintah tersebut sebagai langkah untuk mengurangi biaya pinjaman perusahaan milik negara.

Persepsi itu akan lebih kuat  ketimbang sebagai gejala ketidakmampuan Beijing dalam menggalang dana di dalam negeri.

Goldman Sach Asset Mangement dalam risetnya mengatakan, minat investor China pada obligasi dolar AS sangatlah besar. Melalui kebijakan Kementerian Keuangan tersebut, Goldman Sach memprediksi pasar obligasi dolar AS di Asia akan didominasi orang China.

“Dalam waktu tiga tahun, sekitar 80% pasar Asia di luar Jepang kemungkinan besar akan didominasi China. Pada saat itu, ukurannya akan melampaui US$1 triliun,” tulis lembaga tersebut.

Adapun, rencana penerbitan obligasi pemerintah berdenominasi greenback ini muncul hanya seminggu sebelum Kongres Partai Komunis China. Hal ini mencerminkan kepercayaan yang tinggi dari para pejabat di Beijing terkait ekonomi nasional, kendati  S&P Global Ratings dan Moody's Investors Service memangkas peringkat utang negara ini.

“Langkah ini adalah gambaran yang kuat bahwa China ingin beralih ke pasar keuangan internasional sembari menunjukkan kekuatan ekonominya,” kata Geoff Lewis, Senior Strategist kawasan Asia di  Manulife Asset Management, Hong Kong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper