Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kobe Steel Akui Palsukan Juga Data Produk Bijih Baja

Produsen baja terbesar ketiga di Jepang, Kobe Steel Ltd. mengakui bahwa perusahaannya telah memalsukan data pada produ bijih bajanya, selain aluminium dan tembaga.
Seorang pekerja sedang meratakan bijih besi di atas kereta cargo di stasiun kereta Chitradurga, di Karnataka, India./Reuters-Danish Siddiqui
Seorang pekerja sedang meratakan bijih besi di atas kereta cargo di stasiun kereta Chitradurga, di Karnataka, India./Reuters-Danish Siddiqui

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen baja terbesar ketiga di Jepang, Kobe Steel Ltd. mengakui perusahaannya telah memalsukan data pada produk bijih bajanya, selain aluminium dan tembaga.

Juru Bicara Kobe Steel, Yoshitsugu Nishimura mengatakan perusahaan menduga pemalsuan data juga terjadi pada produk bubuk bijih besi yang biasanya digunakan untuk membuat komponen rem dan kemudi mobil. Pengakuan itu sekaligus menjadi konfirmasi atas pemberitaan dari surat kabar Yomiuri.

Nishimura mengaku, perusahaannya tengah menyelidiki kasus tersebut secara internal. Saat ini Kobe tengah meneliti produk bubuk bijih baja yang dipalsukan datanya yang dikirimkan ke salah satu konsumennya Hanya saja, Nishimura enggan menyebutkan siapa konsumen yang menerima produk dengan data palsu tersebut.

Pengakuan Kobe Steel tersebut membuat saham perusahaan kembali melorot 20% pada Rabu (11/10/2017) setelah sebelumnya anjlok 22% pada Selasa (10/10/2017). Nilai kapitalisasi pasar perusahaan yang awalnya mencapai 498 miliar yen, pun akhinrya melorot menjadi 313 miliar yen. Meskipun, perusahaan mengklaim, produk dengan data palsu itu tetap aman untuk digunakan.

“Data palsu ini telah meruntuhkan reputasi Jepang dan menghancurkan dasar perdagangan yang adil dan jujur,” kata Wakil Sekertaris Kabinet Jepang Kotaro Nogami, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (11/10/2017).

Adapun sebelumnya, pada Minggu (8/10/2017), perusahaan telah mengakui bahwa staf di beberapa pabriknya telah memalsukan produk logamnya seperti aluminium dan tembaganya selama bertahun-tahun. Pemalsuan tersebut dilakukan agar produknya sesuai dengan kriteria yang diminta oleh konsumennya.

Produk tembaga dan aluminium dari Kobe Steel yang dipalsukan datanya itu terakhir dikirim pada Agustus. Salah satu pembeli produk itu adalah Hitachi Ltd untuk membuat kereta cepat di Inggris. Selain itu, pembelian juga dilakukan oleh Toyota Motor Corp dan Subaru Corp.

Managing Director Bucephalus Research Partnership Ltd. Alexander Robert Medd menduga tindakan pemalsuan itu telah dilakukan secara sistematis. Pasalnya, perilaku ilegal itu telah berjalan selama bertahun-tahun.

“Jika melihat kasus-kasus lain, biasanya perusahaan menyebutkan bahwa tindakan ilegal hanya dilakukan pada satu produk saja dan satu kali. Namun, dengan penyeledikan lebih dalam, praktik ilegal itu sebenarnya dilakukan di produk lain,” katanya.

Sementara itu, terkait pemalsuan data pada produk tembaga dana aluminium, JPMorgan Securities Japan Co. memperkirakan, Kobe Steel berpeluang dituntut untuk membayar ganti rugi ke pelanggan hingga  15 miliar yen (US$133 juta). Namun biaya kerugian yang dibayarkan berpotensi membengkak karena terkait reputasi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Di sisi lain, pelanggan Kobe Steel di luar negeri terpantau belum terlalu terpengaruh oleh isu pemalsuan data produk logam tersebut. Saham General Motors Co dan Ford Motor Co justru masih mencatatkan kenaikan sekitar 0,6% setelah kasus Kobe Steel menyeruak ke publik.

Boeing Co, yang menggunakan komponen dari  Subaru Corp untuk membuat sayap pesawat jet Dreamliner juga mengaku masih meneliti dampak skandal Kobe Steel. Perusahaan pesawat terbesar AS itu mengaku belum menemukan masalah keamanan pada produk buatannya. Saham Boeing bahkan telah naik 1% pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Sumber : bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper