Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Kembali Revisi Beleid Reformasi Pajak AS

Presiden AS Donald Trump mengungkapkan rencananya untuk kembali merevisi rancangan reformasi perpajakan AS selama beberapa pekan ke depan
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump/Reuters
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Presiden AS Donald Trump mengungkapkan rencananya untuk kembali merevisi rancangan reformasi perpajakan AS selama beberapa pekan ke depan.

Namun demikian, Trump tidak menjelaskan secara rinci revisi apa yang akan dilakukannya. Pasalnya, dia hanya menyebutkan bahwa revisinya tersebut akan membuat beleid pajak yang baru ini akan semakin populer dan diterima oleh publik dan kubu legislatif AS.

"Kami akan melakukan penyesuaikan atau revisi sedikit selama beberapa pekan ke depan. Kami inigin membuat aturan ini menjadi lebih kuat lagi. Saya percaya bahwa beleid ini akan sangat populer," kata Trump, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (11/10/2017).

Adapun sebelumnya, kendati diterima oleh para petinggi Partai Republik, beleid reformasi pajak buatan Trump mendapat kritik tajam dari sejumlah pihak. Pasalnya, kebijakan itu apabila diaplikasikan maka akan menambah defisit anggaran AS.

Analis independen pun menyarankan Trump untuk menaikkan pajak untuk 30% orang yang menghasilkan antara US$50.000 dan US$150.000 per tahun. Langkah itu dinilai cukup untuk mengurangi potensi makin melebarnya defisit anggaran AS.

Sementara itu, Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan bahwa pihaknya belum dapat memastikan kapan akan mengumumkan hasil revisi beleid reformasi pajak tersebut.

"Prioritas kami tetap sama yakni melakukan reformasi pajak AS yang berlaku saat ini. Hanya saja bagian akhir beleid itu belum selesai," kata Sanders

Seperti diketahui, beleid reformasi pajak AS yang dirilis oleh Gedung Putih pada bulan lalu berisi tentang rencana mereka untuk memotong tarif pajak perusahaan menjadi 20% dari tingkat saat ini yang mencapai 35%. Pendapatan usaha sampingan, seperti yang diperoleh dari bisnis kemitraan dan perseroan terbatas, akan dikenai pajak dengan tingkat bunga paling tinggi sebesar 25%, atau turun dari tarif saat ini yakni 39,6%.

Beleid itu juga memuat rencana untuk mengurangi tujuh poin pajak pendapatan individu menjadi tiga poin saja. Tarif pajak perseorangan tertinggi juga akan dikurangi dari 39,6% menjadi 35%.

Di sisi lain, pernyataannya Trump tersebut sekaligus menjadi klarifikasinya bahwa perselisihannya dengan Senator Partai Republik Bob Corker tidak akan memengaruhi penyelesaian reformasi perpajakan Paman Sam.

Seperti diketahui, Trump menyerang Corker dalam serangkaian cuitannya di akun Twitter-nya beberapa hari lalu. Dia mengejek Corker karena telah memohon dukungannya untuk maju dalam pemilihan senator AS tahun depan.

Corker pun meresponnya dengan menyindir Gedung Putih sebagai ‘pusat penitipan anak dewasa’. Sindiran itu ditujukannya pada Trump. Selain itu dia juga menuding Trump berisiko menempatkan AS pada jalan menuju Perang Dunia III.

Perselisihan antara Trump dan Corker ini berpeluang membuat rencana reformasi pajak gagal terlaksana, seperti ketika Trump dan Partai Republik gagal mengganti Obamacare.

Kala itu, perselisihan antara Presiden AS dan Senator Partai Republik John McCain membuat undang-undang layanan kesehatan yang baru gagal dilaksanakan. Pasalnya, McCain saat itu memberi suara ‘tidak’ pada UU layanan kesehatan buatan Trump.

Sejumlah pihak, terutama Partai Republik pun berharap kasus serupa tidak dilakukan oleh Corker. Sebab, Corker juga merupakan pemain kunci dalam perumusan refomasi perpajakan AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper