Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hacker Rusia Curi Data Sangat Rahasia Milik Amerika

Para hacker yang dibantu pemerintah Rusia dilaporkan telah mencuri dokumen sangat rahasia milik Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) pada 2015 setelah seorang pegawai kontrak memasukkan data dokumen tersebut ke komputer pribadinya.
Ilustrasi/youtube
Ilustrasi/youtube

Kabar24.com, JAKARTA - Para hacker yang dibantu pemerintah Rusia dilaporkan telah mencuri dokumen sangat rahasia milik Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) pada 2015 setelah seorang pegawai kontrak memasukkan data dokumen tersebut ke komputer pribadinya.

Sebagaimana dilaporkan harian The Wall Street Journal dengan mengutip sumber terpercaya, disebutkan bahwa aksi kejahatan itu berupa penetrasi pada jaringan komputer asing dan melindungi dari serangan siber yang dianggap sebagai sebagai salah satu pelanggaran hukum paling berat hingga kini.

Dalam berita terbarunya, The Washington Post menulis bahwa pegawai kontrak tersebut telah bekerja di bagian unit Operasi Akses Khusus NSA dan memberikan data itu kepada para hacker elite sebelum dia dipecat pada 2015.

Pihak NSA tidak mau berkomentar terkait hal itu dengan menyatakan kebijakan NSA tidak boleh berkomentar soal isu pribadi maupun mitranya. Reuters pun tidak bisa memverifikasi laporan tersebut.

Jika terkonfirmasi, maka pencurian data tersebut akan menjadi salah satu kejahatan paling berat atas data rahasia dari sebuah badan keamananan. Kasus yang sama terjadi ketika terjadi pembocoran data pemantauan rahasia AS yang dilakukan pegawai kontrak Edward Snowden pada 2013.

Pegawai kontrak lainnya, Harold Martin tengah menunggu sidang pengadilan atas tuduhan menyalin data dokumen rahasia NSA ke komputer pribadinya.

The Washington Post melaporkan bahwa Martin tidak terlibat dalam kasus pembocoran dokumen rhasia itu. Anggota Senat dari Partai Republik, Ben Sasse mengatakan jika kasus itu benar adanya maka perbuatan itu sangat membahayakan.

NSA harus menyelesaikan kasus kejahatan yang dilakukan oleh pegawai kontrak tersebut, ujarnya sebagaimana dikutup Reuters, Jumat (6/10/2017).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper