Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Australia Bakal Miliki Kapal Perang Dengan Rudal Jarak Jauh

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan sembilan kapal perang negeri Kangguru tersebut yang dibangun pada 2020 akan dilengkapi dengan sistem pertahanan anti rudal jarak jauh demi mengantisipasi ancaman dari negara-negara 'nakal'.
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull melakukan aktivitas jalan pagi di Sydney, Minggu (26/2/2017)./REUTERS-David Moir
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull melakukan aktivitas jalan pagi di Sydney, Minggu (26/2/2017)./REUTERS-David Moir

Kabar24.com,JAKARTA - Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan sembilan kapal perang negeri Kangguru tersebut yang dibangun pada 2020 nanti akan dilengkapi dengan sistem pertahanan anti rudal jarak jauh demi mengantisipasi ancaman dari negara-negara 'nakal'.

Kapal perang tersebut direncanakan akan menggunakan sistem tempur Aegis produksi Lockheed Martin. Kapal-kapal perang ini juga akan diperlengkapi dengan teknologi buatan Australia SAAB.

Ketegangan di kawasan ini meningkat pesat dalam beberapa bulan terakhir pasca serangkaian uji coba rudal balistik jarak menengah dan jauh oleh Korea Utara juga uji coba nuklirnya yang dilakukan pada 3 September lalu.

Korea Utara, yang menjadikan daratan utama Amerika sebagai target utama mengatakan bahwa rudal buatannya bisa mencapai wilayah Australia.

"Serangkaian kejadian di wilayah kita akhir-akhir ini membuktikan bahwa kapal perang Australia di masa depan harus diperlengkapi untuk mempertahankan Australia dari serangan rudal jarak menengah dan jauh," kata Turnbull dalam pidatonya di Sydney seperti dikutip dari Reuters, Selasa (3/9/2017).

Pembangunan kapal perang direncanakan akan dimulai pada 2020. Kontrak senilai US$ 27,39 juta ini diperebutkan oleh tiga perusahaan yakni BAE Systems, Navantia dan Fincantieri. Pengumuman pemenang kontrak akan dilakukan pada awal 2018.

Keputusan untuk memperlengkapi kapal perang dengan sejumlah teknologi ini juga dilakukan demi mengantisipasi peningkatan aktivitas kapal selam di wilayah sekitar. Hal ini juga menjelaskan kemungkinan pengunaan kapal ini dengan fungsi ganda.

"Sistem anti rudal akan melindungi kekuatan yang berbasis di Australia serta skenario koalisi," kata Euan Graham, Direktur Prigram Keamanan Nasional dari Lowy Institute.

Menghadapi kapal selam membutuhkan kapal yang bisa bergerak bebas di wilayah tersebut, sebaliknya, kapal statis digunakan untuk mendeteksi rudal.

Kepala Angkatan Laut Australia Wakil Laksamana Tim Barret mengatakan keputusan menggunakan sistem Aegis menjadikan Australia sejajar dengan Amerika, Jepang, dan Korea Selatan dan hal ini memungkinkan dibentuknya kerja sama internasional

"Pilihan penggunaan Aegis memungkinkan Australia ikut dalam aliansi Amerika. Mereka akan bisa saling berbagi data mulai dari kapal hingga pesawat," kata Graham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA/REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper