Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INFO HAJI 2017: Petugas Masih Mencari 2 Jemaah Hilang

Operasional haji di Daerah Kerja Makah telah berakhir pada 26 September 2017, namun masih ada dua jemaah yang hilang.
Para petugas terus mencari dua jamaah haji Indonesia yang hilang./Istimewa-Kemenag
Para petugas terus mencari dua jamaah haji Indonesia yang hilang./Istimewa-Kemenag

Kabar24.com, JAKARTA - Operasional haji di Daerah Kerja Makkah telah berakhir pada 26 September 2017 menyusul seluruh jamaah gelombang pertama sudah kembali ke Indonesia melalui Bandara Jedah dan jamaah gelombang kedua sudah berada di Madinah.

Namun, sampai saat ini, Minggu (1/10/2017) masih ada dua jamaah haji Indonesia yang belum diketahui keberadaaannya. Para petugas terus mencari dengan menyisir ulang titik pencarian di Makkah dan Arafah-Muzdalifa-Mina (Armina).

Kedua jamaah tersebut yakni Atim Arta Ota, 62 tahun, asal Bogor, Jawa Barat, yang tidak diketahui keberadaannya sejak 15 Agustus 2017. Dia terpisah dari rombongan kloter Embarkasi 56 Jakarta-Bekasi (JKS 56) saat beribadah di Masjid Al Haram.

Sedangkan Hadi Sukma Adsani, 73, asal Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, hilang komunikasi sejak 2 September 2017. Jamaah kloter 37 embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 37) itu tidak diketahui keberadaannya ketika mabit di Mina untuk melempar jumrah.

Kepala Bidang Perlindungan Jemaah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Makkah, Jaetul Muchlis, meminta bantuan doa dari para jamaah haji dan masyarakat Indonesia agar keduanya segera ditemukan.

“Mohon doanya, kami akan sisir lagi dari nol titik-titik yang ada di Armina dan Makah," katanya seperti dilansir situs resmi Kementerian Agama pada Minggu (1/10/2017).

Menurutnya, pencarian jamaah hilang tersebut melibatkan lima petugas yang masih ada, karena sebagian besar petugas Daker Makkah sudah kembali ke Tanah Air dan telah berakhir masa operasinya, sudah tiba di Tanah Air sejak 29 September 2017.

Jaetul mengatakan sebagai antisipasi ke depan, khususnya jamaah yang tidak bisa mandiri atau punya keterbatasan yang berpotensi terpisah dari rombongan agar diberi chip, sehingga bisa dilacak keberadaannya.

"Dari dulu saya juga usulkan agar bisa dimasukkan dalam item di BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) untuk chip itu," ujarnya.

Dia menambahkan selama operasional haji tahun ini, tercatat 383 jamaah yang dilaporkan terpisah dari rombongannya. Seluruhnya telah ditemukan kembali, kecuali dua orang yang sampai saat ini belum diketahui keberadaanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nurudin Abdullah
Sumber : Kemenag.go.id

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper