Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beras Medium Langka, Food Station Minta ke Kemendag

PT Food Station, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI sektor pangan, mengajukan permintaan beras medium kepada Kementerian Perdagangan untuk ketersediaan beras selama enam bulan ke depan.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - PT Food Station, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI sektor pangan, mengajukan permintaan beras medium kepada Kementerian Perdagangan untuk ketersediaan beras selama enam bulan ke depan.

Direktur Utama PT Food Station Arief Prasetyo menuturkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Gubernur DKI untuk mengirimkan surat permohonan kerja sama penyediaan stok beras di DKI.

"Setelah aturan harga eceran tertinggi (HET) diberlakukan, ketersediaan beras medium di Pasar Induk Cipinang cenderung langka. Maka kami meminta Kemendag melalui Bulog untuk menyediakan untuk Pasar Cipinang," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (21/9/2017).

Dia menjelaskan usulan stok beras medium kepada Bulog tersebut mencapai 75.000 ton yang akan dikeluarkan untuk program operasi pasar yang direncanakan digelar pada bulan depan.

Menurutnya, stok beras medium tersebut akan dibeli oleh Pemprov DKI untuk didistribusikan kepada para pedagang di Pasar Induk Cipinang sehingga masyarakat akan memiliki pilihan beras mana yang akan dibeli.

Aturan pemberlakuan HET beras resmi dimulai pada awal September ini yang terdiri dari beras medium Rp9.450 per kilogram untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi. Sementara beras premium di daerah-daerah tersebut Rp12.800 per kilogram.

Adapun untuk wilayah Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, Sumatra harga beras medium dipatok Rp9.950 dan beras premiun Rp13.300 per kilogram. Sementara untuk Papua dan Maluku dipatok Rp10.250 dan Rp13.600 untuk masing-masing beras medium dan premium.

Arief menambahkan kelangkaan beras medium di Pasar Cipinang disebabkan karena para pedagang lebih tertarik menjual beras premium karena margin keuntungannya lebih besar dibandingkan menjual beras medium.

"Para petani juga lebih memilih menjual beras premium karena untungnya lebih besar. Itulah kenapa beras medium saat ini tidak banyak dilirik para pedagang," paparnya.

Dia menambahkan saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan terkait acuan harga yang akan diberlakukan saat operasi pasar untuk beras premium.

"Yang jelas kalau operasi pasar harusnya harganya lebih rendah dari HET beras yang dikeluarkan pemerintah. Kami sedang mengkaji apakah Rp8.500 ini cocok untuk harga operasi pasar nanti," paparnya.

Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian DKI Sri Haryati mengatakan operasi pasar untuk beras medium digelar untuk mencegah gejolak di tengah masyarakat seiring tengah terjadi kenaikan beras saat ini.

Dia berharap operasi pasar dapat dilaksanakan secepatnya setelah ada jawaban kesiapan dari Kementerian Perdagangan. Pihaknya telah mengirimkan surat permintaan stok beras pada pekan ini pada Kementerian Perdagangan.

"Dari Kemendag belum ada jawaban apakah Bulog akan melepas beras 75.000 ton untuk DKI. Tapi kami akan tunggu ‎agar kami bisa segera menggelar operasi pasar," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Khoer
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper